Jumat, 07 November 2008

KEBAHAGIAAN YANG TERSEMBUNYI


Percayalah, bahwa kebahagiaan itu ada pada sebuah proses, bukan hasil. Tapi jika anda tidak percaya, ya tidak apa-apa. Karena hal diatas tidak diungkapkan secara eksplisit dalam Qur’an ataupun hadits, melainkan sekedar keyakinan saya saja bahwa secara implisit pesan itu ada. Saya dapat menjelaskan kenapa saya yakin akan hal itu.
Bahagia itu bisa kita rasakan apabila kita telah melalui sebuah proses untuk mencapainya. Uang yang dihasilkan dengan jerih payah, akan memberikan dampak positif dalam pemanfaatannya daripada uang yang kita temukan di jalan. Makanan yang diperoleh dengan tetes keringat, akan lebih nikmat dan begitu berharga dibandingkan makanan pemberian orang. Piala yang kita peroleh dengan memenangkan pertandingan, akan jauh lebih berharga dibandingkan piala yang kita beli sekedar untuk pajangan. Walaupun bahan dan harganya sama.
Ingat tentang filosofi dua sisi dalam kehidupan ini. Rasa segar ada karena ada rasa dahaga, rasa kenyang ada karena ada rasa lapar, dan bahagia bisa kita rasakan karena ada kesedihan. Maka kebahagiaan itu akan kita rasakan setelah kita lalui kepahitan, susah payah atau kesedihan. Sebagaimana Allah SWT katakan dalam Al-Qur’an surat Alam Nasyrah, “karena sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan, dan sesungguhnya setelah sesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Robb kamu-lah hendaknya kamu berharap”
Menurut saya kebahagiaan itu bukan berarti mendapatkan semua yang kita inginkan. Namun kebahagiaan itu ada ketika kita mendapatkan sesuatu yang kita butuhkan disaat yang tepat. Kapankah saat yang tepat? Yaitu setelah kita melalui sisi yang berlawanan. Jika ingin makan nikmat, maka tunggulah lapar, baru kita makan dan berhentilah sebelum kenyang. Karena rasa kenyang membuat kita lupa akan kelezatan makanan yang baru kita nikmati. Jika ingin menikmati segarnya minuman, maka minumlah ketika dahaga memuncak, setetes air yang membahasi kerongkongan akan terasa begitu segar. Dan jika ingin hidup kaya raya dan penuh kelapangan, bersikap qona’ah dan selalu bersyukur, akan membuat hidup terasa lapang.
Mereka yang mengharapkan kebahagiaan hakiki - yaitu kebahagiaan abadi di akhirat nanti- lebih sering merasa bahagia selama di dunia. Karena setiap problem/masalah yang datang dianggap sebagai sebuah proses yang harus dilalui untuk mencapai kebahagiaan. Setiap kesempitan dan kesusahan dilalui dengan mental perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, bila satu sisi telah terlewati berarti telah sampai kesisi yang lainnya, yaitu kelapangan yang penuh dengan kemudahan-kemudahan.
Kebahagiaan itu tidak ada dibalik limpahan harta dan jabatan. Kebahagiaan bersembunyi dibalik kemudahan dan kelapangan dalam setiap aktifitas kehidupan. Percuma berlimpah harta bila hidup terasa sempit dan penuh masalah yang tiada habis.
Wallahu A’lam.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

siapa yak yg berlimpah harta tapi banyak masalah?

Andi Amin Cs bukan ya...

pantesan sakit ato stress melulu..wuakakakakaka....

(lebih mantaf kalo komentarnya to the point kayak diatas ini, tak ada waktu berbasa basi lagi)

Anonim mengatakan...

mari kita lapangkan hati kita...

Anonim mengatakan...

aduh ada yang tahu gak ya,berapa lama sesorang harus bersabar dan tindakan apa yg harus dilakukan kalau ada penindasan/penzholiman terjadi? mustikah harus diam terus.

siapa tahu tunjuk jari dan jawab ya.

Pujo Priyambodo mengatakan...

Shobar atau sabar tidak terbatas, jika " kesabaran sudah habis " belum sabar namanya. sabar disertai keikhlasan insya Alloh dilapangkan kesulitan dan dimudahkan jalan keluarnya. nilai kepasrahan terhadap segala kesulitan dikembalikan lagi kepada yang memberi masalah. kepasrahan lebih dekat dengan taqwa. ada usaha dan do'a.
segala penyakit pasti ada obatnya. itu yang telah dijanjikan Alloh.

ketua FSW-GIK mengatakan...

mencari ilmu ikhlas itu sangat sulit, menggapai kesabaran itu sangat sukar...semoga dengan adanya kesulitan dan kesukaran yang kita hadapi bersama terhadap pengembang brengsek meningkatkan rasa keikhlasan dan kesabaran dalam diri kita...

Asmara21 mengatakan...

Yah kita mungkin golongan kaum sabar, genteng berulang kali bocor... sabaaar... selokan mampet, jalan becek dan banjir... sabaaaar... kusen bukan samarinda oven ... sabaaaar... mushala cuma janji.. sabaaar... tembok retak.. sabaaaar... sabaaaar.. sabaaaaaaaaarrrrrrr....!!!! (sambil melayangkan tinju ke tembok)