Jumat, 26 September 2008

PULANG KAMPUNG (berbagai sumber)


Menyongsong Idul Fitri 1429 H ini masyarakat urban muslim Indonesia berduyun-duyun pulang menuju kampung halamannya.Tradisi pulang mudik muncul dari kerinduan mendalam atas segala tradisi yang pernah dikecap di masa lalu kemudian terasa harus dipenuhi meski harus mengorbankan banyak hal baik materi, tenaga maupun waktu. Semua menjadi ringan dilakukan karena pada dasarnya setiap manusia membutuhkan sebuah institusi bernama keluarga. Beruntunglah mereka yang masih diberi kesempatan merebahkan rindu dan mengajukan maaf langsung kepada orangtua yang masih hidup. Tak banyak yang masih bisa menikmati keindahan sungkeman di pangkuan mereka karena mungkin telah wafat atau tak bisa kita kunjungi.

Pada umumnya orang Indonesia rutin pulang ke kampung halaman menjelang 'Idul Fithri atau Lebaran. Tak peduli betapapun kesulitan dan kesukaran yang dihadapi untuk itu. Berdesak-desakan di kereta, berjubel di bis, kemacetan panjang di perjalanan, sampai menempuh ratusan kilo berbekal sepeda motor dengan risiko kehujanan dan kepanasan, dan hal-hal lain yang tak kalah hebatnya. Semua itu dilakukan dalam rangka merayakan Lebaran di kampung halaman sekaligus untuk ajang silaturrahim terdahsyat dalam setahun bersama sanak keluarga. Seluruh jerih payah itu dilakukan demi terealisirnya satu kata yakni Pulang Kampung.

Disisi lain fenomena ini membuat sebagian orang memaknai lain, sebulan menahan nafsu, namun di hari kemenangan membuat kita justru tidak dapat mengotrol nafsu tersebut. dimana sebagian masyarakat Pulang Mudik hanya ingin menunjukkan kehebatan dan keberhasilan kepada orang lain dikampung halaman, atau juga ingin duhargai dengan membeli semua bahan makanan dan pernik pernik "Pesta" yang mungkin bukan untuk menyambut kemenangan malainkan agar tidak terlihat lebih dari yang lain. Tidak heran sebagian masyarakat memaksakan diri, untuk berhutang, ataupun menjual miliknya agar dapat di bawa pulang ke pulang dan di tunjukkan bahwa dirinya berhasil. Mungkin orang tua kita, sanak famili di kampung halaman akan bangga, senang karena keberhasilan keluarganya yang pulang apakah ini yang menjadi hakekat satu bulan ini??

Sisi lain, di kota besar seperti Jakarta, akan lumpuh, dimana semua hiruk pikuk ibukota menjadi senyap...tinggal beberapa orang yang mungkin secara sadar akan dirinya, tidak mampu untuk menghadirkan senyum kebahagian pada famili di kampung halamannya, atau mereka yang memang tidak lagi memiliki kampung halaman.

Pulang, adalah hal yang dinanti sekaligus merupakan salah satu obat kebahagiaan. Pulang adalah tujuan. Lama tidak pulang dan berada di luar tempat tinggal menimbulkan keresahan dan kegundahan. Contoh sederhana, jika kita berada di kantor beberapa jam lebih lama dibanding biasanya maka kita akan resah dan keinginan untuk pulang menjadi sangat kuat.

Betapapun indahnya perjalanan wisata yang kita lakukan, ujung-ujungnya pun kita ingin pulang. Ada satu temuan menarik yang cukup relevan dengan pembahasan kali ini. Ternyata bayi lebih merasa nyaman jika digendong oleh ibunya pada sisi kiri. Mengapa? Karena detak jantung ibu lebih tertangkap oleh bayi. Detak jantung yang sama yang dulu bayi itu dengarkan sewaktu berada dalam kandungan ibu. Bayi tersebut seakan-akan merasa pulang ke tempat awalnya.
Singkatnya, pada prinsipnya, kita senantiasa rindu untuk pulang ke asal muasal kita. Karena itulah kita sering kangen kepada orang tua, kita rindu kepada kampung halaman, dan lain sebagainya.

Bersyukurlah orang-orang yang masih di beri kesempatan untuk pulang kampung dan bertemu dengan orang tua dan sanak saudara.

Selamat berlebaran.

Kamis, 25 September 2008

Tips Pilih Rumah di Depok

Sumber: http://perumahanmuslim.blogspot.com/2008/09/tips-pilih-rumah-di-depok.html (by Azto Insani)

1. Lokasi:Meski sama-sama di Depok soal lokasi sangat penting. Lokasi yang tentu saja berkaitan dengan akses ke tempat Anda bekerja. Misal jika kantor di sekitar Palmerah maka mencari rumah di Limo dan Sawangan lebih tepat dibanding Cimanggis.

2. Transportasi:Pikirkan memilih transportasi dengan kereta rel listrik (KRL). Selain lebih nyaman pilihan KRL baik ekonomi maupun AC di Depok tersedia cukup banyak. Artinya jika KRL akan jadi pilihan utama, pertimbangkan perumahan yang hanya sekali jalan dari Stasiun Depok Baru, Stasiun Depok Lama, atau Stasiun Pondokcina.
3. Harga:Meski harga perumahan di Depok kini didominasi rumah kelas menengah seharga Rp 150 juta ke atas, namun beberapa pengembang masih menyediakan rumah seharga Rp 100 juta ke bawah. Namun biasanya lokasinya lebih jauh dari jalan raya misalnya perumahan Bumi Sawangan Indah (BSI) yang berlokasi di belakang perumahan Bukit Rivaria.
4. Fasos-fasum:Setiap pengembang wajib menyediakan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos). Lihat dan tanyakan soal ini ke pengembang karena sangat penting bagi kehidupan sosialisasi keluarga Anda. Pengembang yang bagus biasanya menyediakan lapangan terbuka, tempat beribadah hingga sport club (?). Jangan lupa juga soal pembuangan sampah, apakah lancar atau tidak.
5. Spesifikasi bangunan:Dalam setiap brosur penawaran, biasanya tercantum spesifikasi bangunan. Model bangunan rumah minimalis modern sekarang ini sedang tren di Depok. Namun tak ada salahnya menanyakan secara mendetail material dan merek bahan bangunan yang akan digunakan.
6. Lingkungan sekitar perumahan:Penting untuk diketahui kondisi ingkungan sekitar perumahan yang akan kita beli. Misalnya bagaimana akses masuk ke perumahan tersebut apakah satu pintu atau banyak pintu. Apakah menyatu dengan kawasan pabrik atau dekat dengan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.
7. Reputasi pengembang:Di Depok banyak perumahan berdiri. Cermati rekam jejak dan bonafiditas pengembangnya. Pilih yang sudah memiliki pengalaman dalam mengembangkan perumahan.
Salam,
-Delta 6-

Selasa, 23 September 2008

Assalammualaikum Wr. Wb.

Sehubungan dengan semakin dekatnya hari raya Idul Fitri 1429 H dan banyak warga Griya Insani Kukusan yang akan berlebaran di kampung halaman dengan ini kami dari Forum Silaturahim Warga Griya Insani Kukusan mengimbau agar :

1. Mengecek pintu, apakah sistem pengunciannya sudah baik. Cek juga atap rumah apakah sudah aman dan rapikan agar terhindar dari kebocoran saat hujan

2. Menyalakan lampu dibagian luar rumah agar memudahkan pengawasan di malam hari.

3. Mematikan kompor, peralatan listrik, kompor gas dan benda-benda lain yang bisa menimbulkan api.

4. Memberikan nomor telepon genggam/telepon yang bisa dihubungi apabila terjadi hal-hal darurat kepada team security Griya Insani Kukusan.

5. Jangan pernah meninggalkan barang berharga di dalam kamar atau rumah. Kalaupun terpaksa, pastikan barang berharga tersebut di tempat tertentu yang tidak terpikirkan oleh pencuri. Jika memungkinkan titipkan kepada tetangga atau orang terdekat yang tidak mudik.

6. Selama rumah ditinggalkan, hendaknya diteliti kondisi lampu penerangan (kontrol listrik) guna menghindari hubungan arus pendek.

7. Letakkan sandal atau sepatu di depan kamar atau halaman rumah. Hal ini untuk mengecoh calon pencuri, seolah-olah di dalam rumah atau kamar tersebut ada orangnya.

8. Berdoa

Demikian himbauan ini agar dicermati dan dilakukan.
Semoga perumahan yang kita tempati ini mendapat lindungan dari Allah SWT dan bagi warga yang berpulang mudik diberikan keselamatan baik ketika pergi maupun kembali keperumahan GIK.

Wabillahi taufik wal hidayah wassalammualaikum Wr. Wb.

Senin, 22 September 2008

Renungan Ramadhan

Bocah itu menjadi pembicaraan di kampung Ketapang. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung Sudah tiga hari ia mondar-mandir keliling kampung. Ia menggoda semua orang baik anak-anak sebayanya sampai orang tua. Sungguh menyebalkan. Bagaimana tidak ditengah teriknya matahari siang bolong dan disaat orang-orang sedang menjalankan ibadah puasa ramadhan dengan asyiknya dia memegang roti isi daging hangat ditangan kanan, sementara tangan kiri memegang segelas es kelapa lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang mulai meleleh. Es kelapa dan roti isi daging hangat dengan aroma yang menebar kemana-mana tentu saja amat menggoda orang yang melihatnya. Apalagi pemandangan semakin bertambah tidak biasa karena kebetulan selama tiga hari sejak bocah itu mondar-mandir keliling kampung, matahari sedang sangat terik tidak seperti biasanya.

Andi -pemuda alim asal kampung Ketapang- mendapat laporan dari orang-orang kampung mengenai tingkah bocah itu. Beberapa pemuda yang lainnya tidak ada yang berani melarang dan menegur bocah kecil yang setiap bertemu orang selalu memprovokasi dengan meminum dam memakan roti isi daging dengan nikmat. Pernah ada orang yang melarang namun dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiapkali dilarang, bocah itu akan mendengus dan membelalakan matanya laksana kilat menyala.

Andi memutuskan menunggu kehadiran bocah itu. Akhir-akhir ini, kata orang kampung setiap ba’da zuhur, secara misterius bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh sama dengan jhari-hari kemarin dan juga dengan es kelapa dan roti isi daging hangatnya. Tidak lama andi menunggu, bocah kecil itupun datang. Benar saja, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa dan sambil mengunyah potongan roti isi daging. Jelas, tingkahnya membuat orang menelan ludah, tanda ingin meminum es kelapa juga. Lalu, andipun mencoba menegurnya. Bukannya malah takut tetapi malah mendelik dan memelototi matanya ke arah andi.

”Bismillah,” ucap Andi sembari menguatkan hatinya. Ia berpikir, kalau bocah itu jadi-jadian atau beneran, akan dicari keterangan apa maksud tindakan semua itu dan siapa dari mana bocah itu berasal. Lalu, dicengkramnya kuat-kuat lengan bocah itu. Mendengar ucapan basmalah, mendadak bocah itu menuruti cengkraman tangan andi dan membimbingnya untuk dibawa ke rumah. Dan sesampainya didalam rumah terjadi dialog.

”Ada apa dengan tuan mengajak saya ke dalam rumah,” tanya bocah itu dengan keheranan. ”Kenapa kamu selalu mondar-mandir meminum es kelapa dan makan roti, padahal bukankah ini bulan puasa ramadhan. ,”tanya Andi.
”Ada apa tuan melarang saya minum dan makan, bukankah ini kepunyaan saya,”jawab bocah itu dengan ketusnya sambil tetap menatap dalam-dalam ke arah Andi.
”Ya, mestinya kamu juga ikut puasa, tidak menggoda orang dengan tingkahmu itu,” ujar Andi.
”Itukan yang kalian lakukan semua kepada kami, bukankah kalian yang lebih sering mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan selama sebelas bulan diluar bulan puasa? Bukankah kalian lebih sering melupakan kami yang kelaparan dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya? Bukankah kalian hidup dirumah mewah sementara kami tinggal di gubuk-gubuk reot? Bukankah kalian selalu berobat ke dokter yang mahal meskipun sakit ringan yang diderita sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga ajal menjemput? Bukankah bulan puasa cuma pergeseran waktu bagi kalian untuk menahan haus dan lapar saja, ketika azan magrib datang kalian kembali pada kerakusan?, ”jawab bocah itu dengan suara lantang.

Tiba-tiba, dengan suara pelan dan mengiba bocah itu berkata,”Ketahuilah tuan, kami ini berpuasa tanpa akhir, kami selalu berpuasa meski bukan bulan puasa, lantaran kami tidak punya makanan yang bisa dimakan. Sementara tuan hanya berpuasa pada siang hari dari imsak sampai magrib. Dan ketahuilah, justru tuan dan orang-orang sekelilinglah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian luar biasa bagus dan banyak, lalu kalian sebut sebagai menyambut ramadhan dan Idul Fitri?. Bukankah kalian juga selalu berlebihan mempersiapkan makanan yang luar biasa banyak macamnya, segala rupa ada dan terhidang di meja makan demi menyambut Ramadhan dan Idul Fitri?. Tuan, sebelas bulan kalian semua tertawa menggoda kami disaat kami menangis, bahkan disaat Ramadhanpun hanya ada kepedulian yang alakadarnya?.Sadarkah kalian, banyak tindakan kesewenang-wenangan dalam berniaga/mencari rezeki yang kalian lakukan kepada kami, kaum lemah? Sadarkan bahwa harta itu tidak abadi dan kenapa kalian masih mendekap harta secara berlebihan? Tahukan, azab Tuhan amat pedih yang akan menimpa kalian?. Tuan, jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi, jangan merasa perut akan tetap kenyang karena masih menyimpan makanan untuk setahun dan jangan pernah merasa matahari tidak akan menyatu dengan bumi kelak?

Fuihhh....entah apa yang ada dibenak dan hati Andi. Kalimat demi kalimat meluncur tanpa henti dari mulut bocah itu tanpa bisa dihentikan. Setelah menyerocos, bocah itupun pergi begitu saja meninggalkan Andi yang terbengong-bengong. Bagai ditelan bumi bocah itupun menghilang. Begitu sadar, Andi mengejar ke luar rumah hingga ke tepi jalan raya. Ia melihat sekeliling ke semua sudut rumah namun tidak menemukan bocah itu. Ditengah napas yang memburu, ia menanyai ke semua orang tentang kemana gerangan bocah itu pergi tetapi semuanya menggeleng tidak tahu. Bahkan, beberapa pemuda kampung Ketapang yang menunggu penasaran di depan rumahnya pun tidak mengetahui kemana bocah itu pergi. Benar-benar misterius !!! dan sekarang malah menghilang. Tahukan anda siapa bocah itu ??????.......(sumber: buku motivasi di bukupengusaha.com)

Salam,
-Delta 6-

Kamis, 18 September 2008

Bisnis Islami dan Ibadah

Dalam Islam, bisnis harus dilaksanakan dengan etika yang benar dan ditujukan lurus hanya untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT. Ibadah hendaknya tidak hanya dilaksanakan sebatas ritual (mahdhah) saja, namun juga bisa dalam kegiatan ekonomi. Bisnis dalam perspektif islam tidak hanya dilandasi niat sebagai peningkatan ekonomi diri, keluarga dan perusahaan, tetapi wajib diniatkan untuk mengembangkan ekonomi umat, mensejahterakan kaum muslim dan nantinya bermuara pada pencapaian ridha Allah SWT. Pada tatanan inilah yang menjadi kata kunci dalam bisnis yaitu mengharapkan ridha Allah SWT. Jika ridha Allah SWT tidak diperhatikan dan tidak menjadi tujuan hidup maka hawa nafsu dan memperkaya diri akan selalu menyelimuti alam pikiran manusia. Membangun bisnis yang hanya terfokus untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, memperbesar modal dengan jalan memutar/mengelola keuntungan melalui beberapa instrument investasi dan seterusnya akan menjebak dalam perangkap konsep bisnis kapitalisme. Bisnis seperti itu terlepas dari nilai-nilai agama, nilai-nilai ruhiyah dan akan lupa kepada Allah SWT. Apalah artinya bisnis sukses di dunia kalau diakhirat kelak sengsara dan menderita.

Berbisnis Islami juga harus menggunakan prinsip, cara-cara dan praktik yang telah diajarkan Rasulullah SAW. Baik selama proses itu berlangsung maupun hasil akhir dari bisnis itu. Tidaklah pula kita melakukan jualbeli dengan konsumen secara samar-samar, menghalalkan segala cara, melakukan penipuan, mengingkari kewajiban-kewajiban yang telah disampaikan kepada konsumen. Sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik kamu, adalah orang yang paling segera membayar hutangnya/kewajibannya” (H.R. Hakim). Inti bisnis dalam Islam adalah adanya ijab qabul yang jelas dan tidak merugikan satu pihak, jujur, adanya kerelaan, kejelasan.

Berbeda dengan sistem kapitalisme yang pada hakikatnya berusaha mengembangkan modal dan menciptakan kemakmuran ekonomi perusahaannya sendiri. Dalam islam, hakikat berbisnis adalah beribadah hanya kepada Allah SWT melalui aktivitas ekonomi, juga diwajibkan segala gerak kehidupan selalu diarahkan dalam rangka ibadah dan penyembahan kepada Allah SWT semata. Sebagaimana firman Allah SWT, ” Tidaklah semata-mata aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. Oleh karena itu bisnispun dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.

Kita tidak akan terjebak dalam kerakusan dunia (harta, materi, kekayaan) jikalau tidak melupakan tujuan akhir dari aktivitas ekonomi. Orientasi akhirat itu harus selalu ditekankan bahwa bahwa segala urusan didunia akan ditanya dan dipertanggungjawabkan dihadapan Rabbul ’Alamin. Seringkali terjadi kecurangan, kerakusan, penipuan, kejahatan dalam bisnis terjadi karena para pelakunya melupakan adanya alam akhirat, mereka seolah-olah lupa bahwa dibalik kegiatan bisnis yang dilakukan tidak akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Dalam pikiran mereka yang ada adalah bagaimana mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memenuhi kewajiban yang telah dijanjikan sehingga lupa akan kematian yang akan senantiasa menjemputnya.
Salam,
-Delta 6-

Etika dan Moral Bisnis Islami

Setiap orang tentu pernah melakukan transaksi perdagangan/bisnis dimana dalam melakukan transaksi tersebut akan dituntut mengikuti kaidah kaidah/etika bisnis yang ada sehingga satu dengan yang lain tidak saling berbenturan. Jika kita menelusuri sejarah, dalam agama Islam tampak pandangan positif atas perdagangan/bisnis dan kegiatan ekonomis. Rasullah SAW adalah seorang pedagang yang menjunjung tinggi etika, perilaku jujur, amanah dan pemurah dalam melakukan perdagangan dan hal itu menjadi kunci keberhasilannya dalam mengelola bisnis Khadijah RA, itu merupakan contoh nyata tentang moral dan etika bisnis Islami.

Islam menempatkan aktivitas perdagangan dalam posisi yang amat strategis ditengah kegiatan manusia mencari rezeki dan penghidupan didunia. “Allah SWT telah menghalalkan perdagangan dan melarang riba “ (QS:Al Baqarah;275). Sesungguhnya kunci etis dan moral bisnis adalah terletak pada pelakunya. Seorang pengusaha muslim berkewajiban untuk memegang teguh etika dan moral bisnis Islami yang mencakup Akhlaqul Karim. Pada derajat inilah Allah SWT akan melapangkan hatinya dan membukakan pintu rezeki, juga akhlak yang baik adalah modal dasar yang mampu melahirkan praktik bisnis yang bermoral tinggi. Termasuk dalam akhlak yang baik dalam bisnis Islam adalah kejujuran dimana dalam setiap jual beli harus senantiasa terbuka dan transparan dan sesungguhnya kejujuran juga menghantarkan kepada kebaikan dan kebaikan pula mengantarkan kepada surga.

Akhlak yang baik lainnya adalah amanah. Islam menginginkan seorang pengusaha muslim mempunyai hati yang tanggap dengan menjaganya agar hak-hak Allah SWT dan manusia terpenuhi serta menjaga muamalah dari unsur yang melampaui batas. Seyogyanya, seorang pebisnis muslim adalah sosok yang dapat dipercaya sehingga ia tidak akan menzholimi kepercayaan yang diberikan kepadanya. Konsekuen terhadap akad dan perjanjian merupakan kunci sukses yang harus dimiliki juga oleh seorang pengusaha muslim. “Hai Orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu” (QS Al Maidah:1). “Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya” (QS AL Isra:34).

Menepati janji akan mengeluarkan orang dari kemunafikan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga perkara, pertama, ketika bicara ia berdusta. Kedua, ketika bersumpah, ia mengingkari dan terakhir, ketika dipercaya, ia khianat”.

Islam tidak mengharamkan memperoleh keuntungan dalam perdagangan, karena keuntungan adalah hal pokok bagi kelangsungan bisnis. Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk bahkan secara moral keuntungan merupakan hal yang diperbolehkan dan bisa diterima secara logis. Karena pertama, keuntungan memungkinkan pengusaha mampu bertahan (survive) dalam kegiatan bisnisnya, Kedua, tanpa keuntungan berarti tidak akan terjadi aktivitas ekonomi yang produktif. Ketiga, keuntungan juga memungkinkan menghidupi pegawai kearah lebih baik sekaligus dapat membuka lapangan kerja baru.
Namun, dalam etika dan moral bisnis Islam, keuntungan bisnis yang dilarang adalah keuntungan diperoleh dengan menggunakan cara-cara/perilaku yang tidak terpuji misalnya menipu atau mengingkari janji dan akad apa yang pernah diucapkan baik tertulis maupun lisan sehingga dapat menyebabkan kerugian, kezholiman serta dapat menimbulkan permusuhan antar sesama. Model bisnis seperti inilah yang dapat dikategorikan melanggar akhlakul karimah, yang tentunya dilarang oleh Allah SWT. Wallahualam.
Salam,
-Delta 6-

Rabu, 17 September 2008

Mushala/Masjid: Identitas Khusus Perumahan Muslim


Maraknya geliat bisnis disektor properti mau tidak mau memaksa sejumlah pengembang memeras otak bagaimana agar bisnis propertinya cepat laku dipasar. Salah satu strategi untuk mensiasati ketatnya persaingan tersebut adalah membangun hunian dengan simbol agama yaitu islam. Maklum, bisnis properti dengan simbol hunian muslim sangatlah sempit pasarnya.

Nyatanya, konsep hunian muslim tumbuh dan berkembang pesat dan sepintas bisa dikatakan sebagai tren baru khususnya sektor real estate. Sebenarnya fenomena tersebut sudah ada sejak 1995. Salah satu pelopornya antara lain Griya Islami (kini Griya Citra Permai) dan Villa Ilhami di Tangerang serta Telaga Sakinah di Bekasi. Selanjutnya muncul Bukit Sakinah, Perumahan Muslim Ar-Royan, Perumahan Permata Darussalam di Depok dan banyak lagi pengembang yang memunculkan konsep hunian islami.

Sayangnya, dari sekian banyak hunian islami, terhitung sedikit pengembang yang mempunyai blue print apa itu sejatinya hunian islami. Selebihnya tidak punya konsep yang jelas dan menjadikan Islam sebagai label belaka. Misalnya, salah satu konsep/blue print adanya mushala/masjid adalah ciri khusus sejatinya perumahan kaum muslim yang tidak dimiliki pada perumahana lain dan keberadaan mushala/masjid tersebut bukanlah trik bisnis (gimmick) semata.

Diluar persoalan desain rumah, ketiadaan mushala/masjid akan menjadikan tidak adanya perbedaan antara perumahan muslim dengan perumahan pada umumnya. Adanya mushala/masjid menjadi tanggungjawab dan kewajiban penuh pengembang perumahan selain mampu memunculkan ciri khusus perumahan muslim dan juga bagian dari fasilitas sosial (fasos) yang harus ada sebagaimana dipersyaratkan dalam SIPPT (Surat Izin Penunjukan Peruntukan Tanah) yang diterbitkan oleh Dinas Tata Kota Pemda Setempat.

Mushala/masjid juga mampu dijadikan sebagai sarana/tempat memunculkan suasana kerukunan warga penghuninya sehingga menimbulkan interaksi yang hangat antar penghuni. Ketiadaan mushala/masjid bisa berakibat menimbulkan pengkotak-kotakan antar penghuni seandainya hunian tersebut dibangun menjadi beberapa cluster/blok rumah.
Salam,
-Delta 6-

kami rindu mushalla


inilah kerinduan kami akan hadirnya Mushalla, semoga Alloh dapat mengabulkan keinginan kami

Jadilah Konsumen yang Cerdas dan Kritis akan Hak-Haknya

Sejatinya UU Perlindungan Konsumen menjamin perlindungan akan keberadaan konsumen dalam memperjuangkan hak-haknya namun seringkali di Indonesia konsumen masih jauh dari terlindungi. Hampir setiap hari kita temui adanya keluhan/pengaduan dalam transaksi properti yang ada di media massa. Pengaduan tidak hanya sebatas masalah-masalah klasik seperti spesifikasi rumah tidak sesuai janji dan penyerahan rumah serta proses penyelesaian dokumen yang terlambat tetapi sampai ke persoalan tata ruang perumahan. Sering kita temui developer memasarkan proyek perumahan dilokasi yang jelas-jelas akan dilalui jaringan infrastruktur seperti pipa gas dan jalan tol. Namun, pihak Pemeritahan Daerah (Pemda) dengan tanpa rasa bersalah tetap menerbitkan IMB-nya. Akibatnya, ketika infrastruktur tersebut dibangun timbul masalah yaitu dengan tergusurnya perumahan yang dilalui jalan tol atau pipa gas. Contoh nyata akan tergusurnya perumahan adalah disekitar kawasan Cibubur dan Depok yang baru dibeli 4 – 5 tahun yang lalu.

Selain harus memcermati keabsahan legalitas, klausul perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) atau Akta Jual Beli (AJB) dan dokumen lainnya, hendaknya konsumen perlu mencermati kewajiban developer dalam kepemilikan izin lokasi biasanya disebut Surat Izin Penunjukan Peruntukan Tanah – SIPPT yang isinya berkenaan dangan Hak dan Kewajiban Developer, Master Plan dan Site Plan perumahan melalui pengecekan langsung ke Dinas Tata Kota Pemda setempat untuk memastikan rumah tidak tergusur proyek infrastuktur tersebut paling tidak sampai HGB-nya selesai.

Khusus berkaitan SIPPT yang berisikan Hak dan Kewajiban tersebut, Hak yang dimaksud adalah hak developer untuk membebaskan/membeli tanah, membangun/mengelola dan untuk mengalihkan atau menjual rumah-rumah yang telah dibangunnya, sedangkan kewajiban developer adalah menyediakan dan atau menyerahkan kepada Pemda setempat berupa fasilitas umum (fasum), fasilitas sosial (fasos) termasuk didalamnya tempat ibadah, dan prasarana lingkungan seperti saluran air dan jalan. Sedangkan jenis dan besaran/jumlah fasilitas-fasilitas tersebut tergantung dengan besar-kecilnya proyek perumahan yang disesuaikan dengan rasio jumlah penduduk diperumahan tersebut.

Terkait dengan penyediaan fasum dan fasos tersebut merupakan bagian dari kewajiban izin lokasi yang diberkan maka developer yang tidak melaksanakannya/wanprestasi dapat dikenakan sanksi oleh Pemda berupa sanksi administratif yaitu penghentian pelayanan kepada developer sehingga mampu menyulitkan bahkan menghentikan untuk mendapatkan perizinan yang diperlukan lainnya. Sanksi lainnya bisa berupa tindakan hukum seperti penghentian kegiatan atau penyegelan lokasi proyek perumahan. Namun, perlu digarisbawahi bahwa kesemuanya itu tergantung dari keseriusan Pemda dalam membela konsumen (rakyat).

Ada beberapa langkah taktis dan efisien bila didapati adanya developer lalai dalam menyediakan fasilitas-fasilitas tersebut yaitu:

- Dapatkan fotokopi izin lokasi dari Pemda setempat terlebih dahulu agar dapat dipastikan fasilitas apa saja yang menjadi kewajiban developer. Apakah sudah atau belum dikompensasikan artinya direlokasi atau diganti dengan uang. Jika sudah, berarti kewajiban telah terpenuhi.

- Ajukan komplain secara lisan dan tertulis kepada developer dan pastikan developer menerimanya dan adakan musyawarah terlebih dahulu. Namun, jika tidak ditanggapi maka pertama, laporkan dan desak Pemda melalui pengaduan ke DPRD setempat agar mereka memanggil dan menuntut developer untuk merealisasikan kewajiban-kewajibanya. Kalau perlu ekspos ke media massa baik daerah maupun nasional sekaligus meminta asosiasi developer, kedua sampaikan kasusnya ke Badan Penyelesaikan Sengketa Konsumen (BPSK) atau Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) atau Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Direktorat Perlindungan Konsumen-Ditjen Perdagangan Dalam Negeri-Departemen Perdagangan, ketiga gugat secara hukum dengan membawa persoalan ke Pengadilan apabila semua langkah diatas mengalami kebuntuan.

Dari semua hal tersebut diatas, keberanian konsumen untuk mengadukan dan menggugat adalah tindakan nyata yang sangat diperlukan. Percuma, kalau mengetahui langkah-langkah menghadapi kelalaian dan ketidakbecusan developer tanpa adanya tindakan konkret. Jadilah konsumen yang cerdas, berani dan kritis terhadap hak-hak yang seharusnya diterima. Ubah budaya permisif yang menghinggapi masyarakat Indonesia pada umumnya menjadi budaya kritis yang positif.

Salam,
-Delta 6-

Selasa, 16 September 2008

buka bareng ala kadarnya


Akhirnya di sore itu buka bareng plus shalat taraweh berjamaan forum silaturahmi warga Griya Insani kukusan dapat dilaksanakan. Setelah sempat was-was hujan akan mengguyur komplek GIK, karena sekitar jam duaan memang kompleks hujan dan mendung setelahnya. Ya maklum, Mushalla yang dijanjikan akan dibangun, ternyata belum berdiri juga. Tiada rotan akar pun jadi, pun jalanan kompleks di depan area Mushalla dijadikan ajang untuk ngumpul. Dengan tikar dan alas seadanya acara diselengarakan. Sound system dadakan pinjeman Pak Hisyam memadu dengan masakan padang racikan Bu Haji, menambah semarak acara sore itu. Alhamdulillah buka bareng ala kadarnya berhasil dibuka oleh Ust. Dindin sang auditor.

Acara yang skiranya dimulai jam 17.00, ternyata baru benar-benar dibuka skitar pukul 17.30. Tamu undangan masyarakat sekitar juga telah hadir ditempat. Setelah prosesi layaknya acara tingkat komplek dengan berbagai sambutannya, Adzan Magrib terdengar dari Masjid dan Mushalla tetangga. Pertama bahagia karena puasa hari ini sudah tertunaikan, tapi kerinduan mendengar adzan dari Mushalla kompleks sendiri terusik lagi. Namun kerinduan itu kembali buyar setelah melihat segelas cendol yang telah dibagikan oleh ibu-ibu. Prosesi sementara rehat sebentar untuk sekadar membatalkan puasa dan dilanjutkan shalat magrib berjamaah.

Sesudah itu Ust. dr. Arif memulai kultum dan diskusi tentang puasa ditinjau dari kesehatan (kurang tahu, judulnya bener atau tidak). Mungkin perlu postingan sendiri tentang hasil diskusi kali ini. Setelahnya, kita harus bersabar dulu mencicipi makanan besar yang disediakan,karena acara dilanjutkan dengan shalat taraweh dan witir berjamaah yang diimami oleh ust. Adila.

Nah, sampai pada acara inti, santap makanan bersama. Mungkin inilah acara yang sedang ditungggu-tunggu oleh Bapak-Bapak. Tidak lupa juga, di akhir acara kekompakkan Ibu-Ibu dalam hal cuci-mencuci sudah terbukti.