Selasa, 29 Desember 2009

undangan lagi nehh...

Assalammualaikum Wr.Wb
Untuk mempererat dan memperkokoh tali silaturahim Warga Perumahan Griya Insani Kukusan, kami selaku pengurus FSW-GIK mengundang kehadiran bapak/ibu pada :

Hari : Kamis, 31 Desember 2009
Pukul : 20.00 WIB
Tempat : Musholla Al Insaan, Perumahan Griya Insani Kukusan
Acara : Silaturahim, diskusi (penataan perumahan GIK)

Mengingat pentingnya acara tersebut, kami mohon kesediaan bapak/ ibu untuk hadir tepat pada waktunya, kehadiran bapak/ibu sangat bermanfaat untuk kelanjutan penataan Perumahan ini, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Wassalammualaikum wr. wb

Depok, 28 Desember 2009
KETUA FORUM SILATURAHIM WARGA
GRIYA INSANI KUKUSAN




M. KAMIL

Selasa, 22 Desember 2009

Jumat, 04 Desember 2009

Ada Hikmah Dibalik Penghinaan


Ada saat saat dalam pergaulan, kau mungkin merasa direndahkan, merasa terhina atau merasa diremehkan karena kedudukan, status sosial atau jenis pekerjaan. Lalu kau merasa direndahkan sedemikian rupa hingga kau merasa dikucilkan atau merasa tak dianggap sama sekali atau bahkan tak "diorangkan" oleh orang lain, sabarlah dan ucapkan Alhamdulillah !

Loh gimana sih, Lagi dihina orang kok alhamdulillah ? Ya, karena pada saat kau merasa dihina atau memang betul-betul dihina atau bahkan mungkin di caci maki dihadapan orang banyak, katakan "alhamdulillah" mengapa ? Karena pada saat itu sedang terjadi transfer yang luar biasa cepatnya, dimana pahalamu sedang bertambah dari orang yang menghinamu, sedangkan dosa-dosamu sedang diambil orang yang sedang menghinamu. Nah bukankah itu membahagiakan, mendapat pahala gratis dan terhapus dosamu tanpa usaha.

Susah memang pada awalnya, dihina kok alhamdulillah ? Yang jelas tak perlu merasa terhina saat dihina orang lain, karena orang yang mudah menghina orang lain adalah bukan orang yang mulia. Jangan-jangan lebih hina dari orang yang sedang dihina. Lagi pula Dia dalam firmanNya mengatakan " Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain ( karena ) boleh jadi mereka ( yang diolok-olokan ) lebih baik dari mereka yang mengolok-olokan " (QS 49:11) Jelas sekali kan firmanNya itu. Jadi mengapa perlu bersedih atau sakit hati bila dihina orang lain ? Lagi pula hinaan itu ibarat kawah candradimuka, hati itu digodok sedemikian rupa, agar tak mudah goyah, tabah dan sabar. Jadilah ilalang yang diinjak-injak orang masih tetap hidup atau jadilah seperti baja yang makin di tempa, makin di palu makin kuat.

Kita sudah sama-sama mengetahui bahwa orang yang mulia sangat menghargai orang lain dan mudah memaafkan orang lain yang bersalah kepadanya. Jika terjadi sebalikknya itulah orang yang hina. Memang dalam kehidupan, orang begitu merasa sakit di hati bila mendapat penghinaan dari orang lain, sampai-sampai mungkin tidak bisa tidur karenanya, boleh jadi menimbulkan dendam yang membara hingga ada niat untuk membalas rasa sakit hati tersebut pada orang yang telah menghinannya.

Namun bila dihadapi dengan hati yang jernih, saat di hina, justru "alhamdulillah" karena saat itulah kita dapat mengetahui kualitas akhlak orang lain, saat itulah kita dapat mengetahui siapa sesungguhnya orang yang sedang menghina itu. Dan boleh jadi saat di hina kita segera dapat mengintropeksi diri, jangan-jangan kita memang pantas untuk dihina, karena kelakuan, perkataan atau perbuatan kita sendiri. Jika memang hinaan itu benar, kata "alhamdulillah"pun masih tepat, karena secara tidak langsung, orang yang sedang menghina itu telah menunjuki kesalahan kita.

Alhamdulillah, ada "konsultan" gratis yang tanpa diminta telah menunjukan kesalahan kita. Dengan demikian, kita akan segera memperbaiki diri. Nah bukankah hinaan itu membawa hikmah ? Nah bukankah kalau kita mendapat hikmah, kita bersyukur ? Sedangkan kata yang paling tepat untuk bersyukur adalah alhamdulillah.

Kata alhamdulillah kelihatanya sederhana, namun mengadung makna yang luar biasa. Bila saat di hina atau merasa dikucilkan saja sudah mampu mengucapkan alhmdulillah, apa lagi bila mendapat rejeki, pujian atau mendapat sesuatu yang baik, sudah sepantasnya kita mengucapkan kata "alhamdulillah", segala puji bagi Allah, kita kembalikan pujian tersebut kepada Allah SWT, karena memang Dialah yang pantas mendapat pujian !
Subhananallah, Islam sangat indah....

Artikel dari posting sebelah.

Selasa, 01 Desember 2009

kerja bakti kembali

Assalammualaikum wr.wb
Mengingat musim hujan telah tiba kembali dan untuk mempererat kembali silaturahim, pengurus FSW-GIK mengundang kehadiran Bapak/ibu pada :

Hari/tanggal : Minggu, 6 Desember 2009
pukul : 08.00 WIB
Tempat berkumpul : Musholla Al Insaan Perumahan Griya Insani Kukusan
Acara : Kerja Bakti
Titik kerja Bakti: Saluran air Blok A, B, C, D

Demikian pemberitahuan ini atas kerjasamanya dan kehadirannya diucapkan terima kasih

Wassalammualaikumwr.wb....
FORUM SILATURAHIM WARGA
GRIYA INSANI KUKUSAN

Rabu, 25 November 2009

Sekali2 pada hari libur, FSW GIK ngadain acara di dalam kompleks (bukan diluar) dan kasih undangan ke tiap rumah kompleks...sekalian ajak warga ngobrol dan curhat ttg masalah2 yg mungkin ada di komplek biar gak kerdil...

gimane neh bapak/ibu....???

Kamis, 19 November 2009

Pelajaran Berpikir Positif dari Surat Adh-Dhuha


01 Zulhijjah 1430 H
S
urat Adh-Dhuha memberikan pengajaran dengan sangat mendalam tentang Berpikir Positif. Di lain pihak, Shalat Sunnah Dhuha banyak dianggap sebagai Shalat Sunnah mohon rezki. Lantas apa hubungan dari hal itu semua?
Arti dari Dhuha adalah saat matahari naik di pagi hari. Oleh karena itu waktu ideal melaksanakan shalat Dhuha adalah ketika matahari naik sepenggalan atau sekitar pukul 8, walaupun diperkenankan sejak matahari mulai terbit (sekitar pukul 6.00 s.d 6.30).
Surat ini dimulai dengan qasam (sumpah) dengan huruf wâw (و) dan dhuhâ (ضُحَى) sebagai muqsamu bih-nya (مُقْسَمٌ بِهِ, obyek yang digunakan untuk bersumpah). Pendapat yang berlaku di kalangan ulama terdahulu mengatakan bahwa sumpah al-Qur’an dengan wâw mengandung makna pengagungan terhadap muqsamu bih (مُقْسَمٌ بِهِ). Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan bahwa sumpah Allah dengan sebagian makhluk-Nya menunjukkan bahwa ia termasuk tanda-tanda kekuasaan-Nya yang besar. Menurut Muhammad Abduh, sumpah dengan dhuhâ (cahaya matahari di waktu pagi) dimaksudkan untuk menunjukkan pentingnya dan besarnya kadar kenikmatan di dalamnya. Berarti pada saat matahari naik di pagi hari (Dhuha) dan pada saat sunyinya malam ada rahasia penting tentang nikmat Allah di dalamnya.
Mari kita renungkan satu persatu lanjutan ayat-ayatnya.
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ
“Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu”
Para mufassir sepakat bahwa latar belakang turunnya surat ini adalah keterlambatan turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW Keadaan ini dirasakan berat oleh Rasul, sampai-sampai ada yang mengatakan bahwa Muhammad SAW telah ditinggalkan oleh Tuhan nya dan dibenci-Nya.
Ayat ini memberikan taujih (arahan) kepada Rasulullah SAW agar tetap berpikir positif kepada Allah SWT, dan tidak menduga-duga hal negatif atau hal buruk seperti yang ada di pikiran orang-orang munafik dan musyrik.
وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ ۚ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ
“dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk…” (QS. 48 ayat 6)
Jika pun hidup kita berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Yakinlah hari-hari kemudian akan lebih baik dari hari-hari sekarang dan hari-hari yang telah lalu.
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
“Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)”
Berprasangka baiklah Allah SWT akan memberikan karunia dan rahmat yang besar di hari-hari esok, dan JANGAN BERPUTUS ASA!
اِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْفَأَلَ و يَكْرَهُ التَّسَاؤُم
“Sesungguhnya Allah mencintai sikap optimis dan membenci sikap putus asa” (Hadits)
Kalaupun sepanjang hidup kita di dunia selalu dalam kesulitan dan kesempitan, kita tetap berpikir positif bahwa kelimpahan dan kenikmatan akan Allah berikan kepada kita di Hari Akhirat. Maka orang yang bisa berpikir positif seperti itu, tetap tersenyum bahagia dalam menjalankan kehidupan sulitnya di dunia.
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ
“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas”
Optimis dan yakin berjumpa Allah di hari Akhir nanti dan mendapatkan limpahan karunia-Nya yang tak terkira, sungguh akan memuaskan hati kita. Karunia Allah kepada penduduk dunia seperti air menetes dari jari yang dicelupkan ke lautan, dibandingkan karunia Allah di hari Akhirat yang seluas lautan itu sendiri.
Bagaimana agar kita selalu berpikir positif? Ingatlah semua nikmat-nikmat Allah yang jika kita hitung tentu tidak akan sanggup.
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ, وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ, وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan?”
Ingat, renungkan rasakan betapa luas nikmat Allah kepada kita. Apa nikmat Allah yang paling Anda syukuri? Di antaranya adalah, Anda bisa melihat tulisan ini, yang melibatkan kerja milyaran sel, prajurit-prajurit Allah SWT. Bagaimana jika sel-sel itu tidak bekerja?
Yuk kita bersyukur dengan lisan, pikiran dan perasaan. Nikmat sekecil apapun! Dengan lisan ucapkan “Alhamdulillah”, didukung dengan pikiran dan perasaan kita. Sampaikan rasa terima kasih tak berhingga seperti seorang pengemis yang berhari-hari kekurangan makan dan diberi makan oleh seorang kaya, seperti seorang pasien yang sudah berbulan-bulan menderita sakit dan disembuhkan dengan bantuan seorang dokter. Yang Allah berikan kepada kita lebih dari orang kaya dan dokter tersebut di atas, namun mengapa kita lupa mengucapkan terima kasih kepada-Nya? Pantas jika Allah belum menambah nikmat kepada kita, nikmat-nikmat yang lalu saja belum kita syukuri sebagaimana mestinya.
Kalaupun ada kesulitan dan kekurangan dalam hidup kita, tetap saja karunia dan kelimpahan dari Allah masih jauh lebih besar. Lihatlah ke bawah, orang-orang yang lebih susah dari kita, lebih sakit dari kita, lebih miskin dari kita. Jangan selalu melihat ke atas. Melihat ke bawah akan menghaluskan jiwa, melembutkan perasaan, menghidupkan syukur dan mengobati stress, ketidakpuasan dan putus asa.
Setelah bersyukur dengan lisan, pikiran dan perasaan, syukur sejati adalah syukur dengan ‘amal.
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ, وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ
“Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.”
Seorang yang bersyukur akan memanfaatkan nikmat-nikmat yang diperolehnya untuk ibadah, amal shalih, dan perbuatan baik terhadap sesama. Itulah yang dimaksud dalam ayat pamungkas surat ini :
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. Wallahu a’lam.

semoga kita semua dapat mengambil hikmahnya.

Sumber : Dakwatuna.com

Kamis, 12 November 2009

Kala Shubuh Kita Lebih Awal


Jika kita perhatikan sekarang ini, waktu shalat Shubuh kita di beberapa bagian—terutama di bagian Barat Indonesia, jatuh sekitar jam 04.00 pagi. Ini mungkin baru terjadi dalam kurun waktu yang lama sekali. Sebelumnya, selama bertahun-tahun, kita melaksanakan Shalat Shubuh pada jam 05.00 kurang atau paling tidak, pukul 04.30 pagi. Mengapa?
Ibrahim bin Adham mengatakan bahwa jika ingin melihat kebangkitan Islam, maka lihatlah Shalat Shubuh di masjid-masjid. Maksudnya, Islam akan kembali bangkit dan menemukan zaman keemasannya jika jamaah Shalat Shubuh di masjid sama banyaknya dengan jamaah shalat Jumat.
Kita sudah tahu bahwa dalam shalat Jumat, berlepas dari banyak juga yang tidak melakukannya, tetapi masjid-masjid jamie selalu penuh. Orang-orang menghentikan sejenak aktivitasnya. Di waktu shalat-shalat lainnya, masjid kembali ke “habitat”-nya semula: sepi dan hanya paling tidak, di sebagian besar masjid, hanya mempunyai jamaah tiga atau empat shaff. Itupun ketika Maghrib dan Isya saja. Shalat
Shubuh yang paling mengenaskan. Seringkali, muadzin melakukan semuanya sendirian: beradzan, qomat, menjadi imam dan juga jamaahnya, alias tak ada jamaahnya ( A 16 ). Paling bagus, shalat Shubuh diikuti oleh satu baris yang terdiri dari orang-orang tua saja.
Dengan bergesernya waktu shalat Shubuh yang lebih awal, bisa ditebak, shalat Shubuh di masjid menjadi makin sepi. Jumlah jamaah yang tadinya sudah sedikit semakin surut saja. Dan jangan terlalu banyak berharap melihat anak-anak muda di barisan jamaah shalat Shubuh. Memang kadang-kadang aja juga, namun yang kadang-kadang itupun jumlahnya tidak lebih dari hitungan jari satu tangan saja.
Sebaliknya anak-anak muda kita sekarang ini, jika kebetulan pas hari libur, mereka sering kali masih bisa kita temui di pinggir jalan sampai larut malam. Mereka berkumpul dan begadang, menghabiskan malam bersama-sama, dan kemudian pergi tidur justru ketika Shubuh akan segera jatuh.
Sebagian besar bencana besar sering kali terjadi pada waktu setelah Shubuh yang tenang. Misalnya saja Tsunami Aceh dan tragedi Situ Gintung belakangan ini.
Semoga, kita menjadi orang-orang yang senantiasa menjalankan shalat Shubuh berjamaah di masjid.
Hayo.. kita mulai....

Kamis, 05 November 2009

mari berqurban

Assalammualaikum Wr. Wb

Sesuai dengan hasil keputusan rapat pengurus DKM Musholla Al Insaan hari Sabtu tanggal 24 Oktober 2009 tentang berqurban, dengan ini diberitahukan bahwa :

1.Pengurus DKM Musholla Al Insaan Perumahan Griya Insani Kukusan tidak menyelenggarakan penyembelihan hewan Qurban di Musholla Al Insaan Perumahan Griya Insani Kukusan.

2.Bagi warga perumahan Griya Insani Kukusan yang ingin berqurban dapat dilakukan secara kolektif dengan cara :Menghimpun dana sebesar Rp. 1.300.000/orang untuk 1 ekor sapi dengan jumlah 7 orang

3.Penyembelihan, penyaluran dan pendistribusian hewan qurban sepenuhnya diserahkan kepada Ketua RT 002/003 Kel. Kukusan

4.Diharapkan partisipasi warga Perumahan Griya Insani Kukusan untuk dapat menyaksikan dan membantu kegiatan penyembelihan hewan qurban di lingkungan RT 002/003 Kel. Kukusan.

5.Akan dilakukan rapat susulan kembali

Demikian untuk diketahui atas perhatian dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih.

Wassalammualaikum Wr. Wb
Jakarta, 23 Oktober 2009
HUMAS
DKM MASJID AL INSAAN
PERUMAHAN GRIYA INSANI KUKUSAN

Selasa, 13 Oktober 2009

satu kesan sejuta makna

satu kesan dari salah satu warga :
Alhamdulillah... nikmat kali liburan kemaren. Trims tuk panitia,trims tuk donatur, trims tuk semua peserta yang bikin suasana jadi meriah. Trims tuk semua (termasuk yg gak ikut) yg telah berbesar hati mengorbankan materi,kepentingan,emosi dan ego demi kebersamaan dan silaturahmi yg lebih baik di antara kita. Mudah2an perbedaan pendapat yg terjadi tidak menjadikan kita saling benci tapi justru menjadikan kita saling memahami. Mudah2an keluh kesah yg terjadi tidak menimbulkan caci maki tapi justru menjadikan kita bisa berbagi. Mari kita saling mengikhlaskan, saling memberi kesempatan untuk memperbaiki diri, memberi ruang untuk mengubah posisi. Kita hilangkan dendam, kita hilangkan sakit hati, berinteraksi tanpa ada tendensi, tanpa ada prasangka yang justru menjauhkan hati. Setiap bertemu kita usahakan wajah ceria, senyum yg tulus dan hati yg suci.

Senin, 28 September 2009

perlu dukungan warga GIK

Assalammualaikum wr.wb...

Segenap pengurus Forum Silaturahim Warga Griya Insani Kukusan Mengucapkan :
MINAL AIDZIN WAL FAIZHIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN, SELAMAT BERKUMPUL KEMBALI DI KELUARGA BESAR PERUMAHAN GRIYA INSANI KUKUSAN,

mohon kesediaan bapak/ibu untuk mendukung kegiatan halal bi halal di cibodas, Jawa Barat pada hari sabtu tanggal 10 Oktober 2009.
kegiatan tersebut sedang dalam proses perencanaan oleh Panitia Halal bi Halal.
terima kasih.

wassalammualaikum wr.wb.

Senin, 14 September 2009

tradisi pulang mudik

Seperti tahun lalu, inilah momen yang kedua kali tradisi pulang mudik terjadi di Perumahan Griya Insani Kukusan. Memang tradisi pulang mudik merupakan sebuah tradisi nasional di negara republik ini. Dengan jumlah warga + 37 yang sudah mendiami dan menetap di perumahan ini. Sudah terasa pula kehidupan dan interaksi antara warga didalamnya. Terlebih warga sudah mempunyai rumah Allah, rumah tempat dimana interaksi antara warga dengan sang pencipta.

Diperkirakan terdapat + 28 warga perumahan Griya Insani Kukusan yang pulang mudik. Terasa memang, namun itulah kehidupan, ada siang ada malam, ada keramaian tentu ada kesunyian.

Seperti diketahui bahwa pengurus FSW- GIK telah menambah satu personil untuk team security dengan jangka waktu 2 bulan saja. Dengan adanya penambahan untuk team security diharapkan dapat membantu dalam mengantisipasi keadaan lingkungan Griya Insani Kukusan. Biaya untuk menggaji satu personil dikeluarkan dari iuran warga yang selama ini telah berjalan.

Bagi warga yang akan pulang mudik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kembali diantaranya adalah :
- Mengisi data pulang mudik yang dikeluarkan oleh FSW-GIK
- Matikan kulkas, TV, mesin cuci, mesin air, atau yang berhubungan dengan listrik kecuali lampu depan atau dalam rumah

Semoga Allah melindungi dan memudahkan serta diberi kelancaran bagi warga yang akan pulang mudik dan kembali ke Perumahan Griya Insani Kukusan dengan selamat....aminnnnnn…...
selamat lebaran, mohon maaf lahir dan bathin.

Rabu, 09 September 2009

Berprasangka Baik


Ada seorang perempuan pergi ke dokter untuk memeriksakan tekanan darahnya. Ruang tunggu dokter penuh karena banyak pasiennya. Dia harus mengantri. Hampir satu jam kemudian namanya baru dipanggil. Ketika namanya dipanggil kakinya kesemutan sehingga jalannya masuk ke ruang dokter dengan kaki terpincang-pincang.Lima belas menit kemudian perempuan itu keluar dari ruang pemeriksaan dengan langkah biasa lagi. Dua pasien yang dari tadi memperhatikan perempuan masuk ke ruang dokter, kini memandang heran, yang seorang pasien menyenggol sebelahnya sambil mengatakan, 'lihat tuh, betul kan yang saya bilang? Dokter ini memang top di kota ini.'Begitulah kita pada umumnya seringkali mengambil kesimpulan berdasarkan prasangka. Prasangka terbangun karena kebiasaan. Kebiasaan membangun karakter pribadi seseorang. Kebiasaan-kebiasan untuk berprasangka baik atau berpikir positif kita diajarkan sejak anak-anak dengan melalui sholat. Setiap kali kita selesai sholat selalu diakhiri dengan salam.Mengucapkan salam kepada Alloh SWT merupakan simbol dari keislaman. Makna Islam berarti berdamai dengan Alloh SWT. Kita tidak memiliki masalah kepada Alloh dan tidak berpikir negatif kepadanya.Dalam kehidupan, kita kerap mengalami kejadian yang menyenangkan ataupun tidak. Hampir tidak dapat dihindari dalam hati terbersit pikiran negatif terhadap Alloh SWT, terutama jika mengalami nasib kurang baik Jika berlarut, itulah titik permulaan dari malapetaka rohani dan kebangkrutan spiritual.Allah SWT berfirman dalam hadis qudsiy, ana `inda dzonni `abdi, Aku tergantung bagaimana hamba Ku menganggap Ku. Apabila dia berprasangka kepada Ku dengan baik, Aku pun akan baik kepadanya. Dan apabila dia berprasangka kepada Ku dengan prasangka buruk, Aku pun buruk kepadanya.’ Hadis qudsi di atas sebuah kiasan untuk senantiasa berpikir positif dalam keseharian kepada Alloh SWT ataupun terhadap ciptaan-Nya, baik umat manusia maupun seluruh alam.Seperti kita ketahui, di antara tanda-tanda kebesaran Allah ada penciptaan langit dan bumi. Seperti dalam firman-Nya, ‘Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan di antara perbedaan malam dan siang, ada tanda-tanda bagi orang-orang yang mempunyai pikiran mendalam, yaitu mereka yang selalu ingat kepada Alloh.’Atas dasar itu, sudah selayaknya kita memperhatikan alam sekitar. Alam ini tidak diciptakan dengan sia-sia, sehingga hal itu dapat menumbuhkan pikiran positif terhadap alam ataupun Sang Penciptanya. Ayat itu diakhiri dengan permohonan kita kepada Allah untuk dihindarkan dari siksa neraka. Dalam konteks ayat tersebut atau dalam bahasa Arab disebut siyaqu al-ayat siyaqa yang bisa dipahami salah satu penyebab orang mengalami hidup sengsara ialah kalau dia mempunyai pikiran negatif terhadap sesama ciptaan-Nya.Dalam ayat lain, Al-Hujarat, Allah menyebutkan, ‘Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging bangkai saudaranya. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya’ Maksud dari ayat ini kalau kita membicarakan keburukan orang lain yang tidak ada di hadapan kita, hal itu bagaikan memakan bangkai saudara kita sendiri. Ini peringatan agar kita senantiasa menumbuhkan berprasangka baik dan juga berpikiran baik kepada Alloh, sesama saudaranya dan alam sekitarnya.Wassalam

Jumat, 21 Agustus 2009

suara ramadhan

Ass...wr.wb..
Ramadhan di depan mata....

Harum semerbaknya sudah tercium.....

Merdu suaranya sudah terdengar........

Ramadhan menyapa....

Menawarkan pahala yang berlipat-lipat seperti gulungan-gulangan ombak...

Menawarakan malam yang terbaik dari seribu malam....

Sanggupkah kita melawan musuh-musuh hawa nafsu yang setiap detik menghantui kita...???

Sanggupkan kita memenangkan pertempuran ini.....???


Segenap pengurus FSW-GIK memohon maaf apabila dalam bersosialisasi dan berinteraksi dalam bermasyarakat terdapat kesalahan baik disegaja maupun tidak....

wass..wr..wb

Kamis, 13 Agustus 2009

Indahnya Kesulitan



Apa makna dari kesulitan adalah jalan menuju kebahagiaan. Jika kita mampu menyelesaikan setiap kesulitan hidup kita maka kita bisa menemukan kebahagiaan, itulah indahnya sebuah kesulitan.
Imam Gazali dalam Ihya `Ulumuddin mengatakan bahwa setiap kali target ditingkatkan maka jalannya menjadi sulit, kendalanya banyak dan dibutuhkan waktu lebih lama, kullama zada al mathlub sho`uba masalikuhu wa katsura `aqabatuhu wa thala zamanuhu. Jadi tingkat kesulitan berhubungan dengan tingkat target. Jika orang ingin sekedar senang dalam hidup, maka ia dapat mencari kesenangan instan, pergi ke tempat hiburan, berfoya-foya dan berpesta pora. Tetapi jika seseorang ingin meraih kebahagiaan, maka ia justeru harus siap menderita menghadapi kesulitan, melupakan kesenangan jangka pendek.Kita sebagai makhluk yang didesain oleh Allah SWT dengan sempurna, memiliki akal sebagai alat berfikir, hati sebagai alat memahami, nurani sebagai alat interospeksi, syahwat sebagai penggerak tingkah laku dan hawa nafsu sebagai tantangan. Kesemuanya itu dirancang untuk menghadapi medan kehidupan yang sulit. Dengan akal kita bisa memecahkan masalah yang sulit, dengan hati kita bisa menerima kenyataan yang pahit, dengan nurani kita bisa mundur selangkah demi memperbaiki diri, dengan syahwat membuat kita dinamis mencari dan dengan hawa nafsu kita menjadi tertantang untuk mampu mengendalkan diri.Kita di satu sisi memang menyukai stabilitas dan kenyamanan hidup, tetapi di sisi lain kita juga menyukai kesulitan. Kita tidak selalu lari dari kesulitan, sebaliknya justeru menantang kesulitan. Jika dalam kehidupan sehari-hari hidup selalu stabil dan nyaman tanpa menjumpai kesulitan, maka dibuatlah stimulasi agar orang menaklukkan kesulitan buatan. Mahasiswa berlomba naik tebing buatan (wall climbing), pembalap mobil mencari medan berlumpur, yang berperahu mengikuti arum jeram, setiap agustusan orang ramai-ramai memanjat pohon pinang yang dilumuri olie, yang sudah punya dua kaki justeru berlomba lari dalam karung. Pokoknya banyak sekali kesulitan yang sengaja dibuat untuk ditaklukkan, mengapa? karena kita memang memiliki tabiat tertantang. Kesulitan buatan pada umumnya hanya melahirkan kesenangan, yakni senang menjadi juara, tetapi belum tentu sampai kepada kebahagiaan. Kesusahan biasanya menambahi kesulitan, tetapi tidak semua kesulitan membuat susah.Adapun kebahagiaan biasanya merupakan buah dari ketabahan menghadapi kesulitan panjang yang bersifat alamiah dalam kehidupan. Itulah maka hakikat kebahagiaan hidup berumah tangga biasanya baru diperoleh setelah kakek nenek, yakni ketika menyaksikan anak cucu sebagai generasi penerusnya hidup sukses dan terhormat.Kesulitan juga harus dibedakan antara analisa dan perasaan, antara kesulitan teknis dan merasa sulit. Ada hambatan yang menurut analisa teknis masuk kategori sangat sulit dan berat, tetapi ada orang yang memandangnya ringan-ringan saja. Kenapa? karena ia merasa tertantang untuk dapat menaklukkan kesulitan dan ia menyadari bahwa kesulitan itu merupakan proses mencapai kebahagiaan. Ia tidak merasa berat dan sulit ketika menghadapi kesulitan karena ia selalu membayangkan buah kebahagiaan yang akan dipetiknya, seperti seorang petani yang belepotan lumpur di sawah, ia tidak merasa risih dengan lumpur karena ia membayangkan panennya nanti. Sedangkan merasa sulit merupakan respon psikologis terhadap problem dan perasaan itu berhubungan dengan tingkat kapasitas kejiwaan yang bersangkutan.
Mampukah kita menaklukan kesulitan?...
Wassalam,

Kamis, 30 Juli 2009

Masya Allah, Apa yang Ditonton Anak-Anak Kita?

Akhir-akhir ini setiap kali membuka televisi, kita disuguhi tontonan-tontonan yang membuat hati ini kecut dan jengah. Tengoklah sebuah acara yang dipromosikan sebagai sarana curahan hati bagi orang-orang yang memiliki problem dalam rumah tangga nya. Orang-orang yang terlibat dikumpulkan dalam suatu forum dan mereka diberi kesempatan untuk berbicara atau berdebat mengenai masalah yang mereka hadapi. Biasanya perdebatan akan berakhir ricuh dan saling serang dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas didengar, bahkan tak jarang sampai terlibat perkelahian fisik seperti pemukulan, menjambak rambut sambil mengeluarkan sumpah serapah…..masya Allah. Masalah yang diperdebatkan juga bukan suatu yang bisa ditauladani. Suami nikah lagi dan punya simpanan pula, isteri berselingkuh dengan teman kantor, mertua yang mata duitan, anak yang ternyata berprofesi sebagai wanita panggilan, dan banyak lagi yang aneh-aneh.
acara yang termasuk masih gres dan banyak peminatnya bahkan anak-anak kecil yaitu memilih pasangan yang dilakukan seperti pelelangan…..ya….pelelangan manusia!! Apabila sesuai dengan selera, maka mereka bersaing untuk merebut hati sang pria agar pria tersebut memilih salah satu dari wanita yang ada untuk menjadi pasangannya. Komentar-komentar yang dikeluarkan oleh peserta terkadang jauh dari kalimat-kalimat yang santun. Begitu pula adab berpakaian dari peserta wanitanya yang menganut paham semakin terbuka semakin cantik seorang wanita dipandang.
Itulah beberapa contoh tayangan televisi yang ditonton anak-anak kita sehari-hari. Tidak bisa dipungkiri, banyak anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya di depan televisi tanpa bimbingan orangtua. Tidak jarang bahkan orangtua malah asyik menonton tayangan-tayangan tersebut bersama anak-anaknya. Sadarkah kita bahwa adegan demi adegan di televisi itu melekat di memori anak-anak kita bagaikan pelajaran yang secara kontinyu disuguhkan oleh guru-guru di sekolah. Semua kejadian, dibawah sadar, akan diserap oleh otak anak-anak kita tanpa ada filter. Lebih parah lagi apabila tidak ada bimbingan dari orangtua untuk memilah-milah mana yang pantas dan mana yang tidak.
Memori ini yang ikut tumbuh bersama anak-anak kita hingga mereka dewasa. Coba bayangkan apa yang mungkin bisa terjadi jika nilai-nilai yang terekam di memori itu mereka terapkan dalam kehidupan mereka? Mereka mungkin beranggapan sah-sah saja memiliki selingkuhan, hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau kehidupan lesbian dan homoseksual adalah hal yang normal, atau lari dari rumah adalah satu-satunya solusi apabila orangtua tidak memenuhi keinginan mereka. Naudzubillahiminzalik…..
Siapa yang paling bertanggung jawab dengan keadaan ini? Orangtua, stasiun televisi, guru, pemerintah, atau masyarakat? Bukan tidak ada protes yang diajukan sehubungan dengan penayangan acara-acara tidak mendidik di televisi, tapi semuanya berlalu bagaikan angin. Semua pihak yang berwenang seolah-olah menutup mata. Ironisnya tayangan-tayangan seperti itu malah tumbuh subur tidak terkontrol.
Setelah melihat kondisi sekarang ini, rasanya kita tidak bisa berharap banyak dari pihak-pihak lain untuk ikut memikirkan dan bertanggung jawab atas nasib anak-anak kita.
Usaha yang paling ampuh untuk membentengi anak-anak kita dari pengaruh buruk tayangan televisi adalah bimbingan dan didikan kita sebagai orangtua. Sejak dini usahakanlah untuk mengatur jadwal menonton anak dan konsisten dengan peraturan yang dibuat. Jangan sampai kita melarang anak untuk menonton tetapi kita sendiri sebagai orangtua malah asyik dengan tontonan tersebut. Hal ini akan membuat anak-anak berusaha mencuri kesempatan untuk menonton karena melihat orangtuanya asyik menonton sementara mereka dilarang, maka timbul keingintahuan dalam diri mereka.
Selanjutnya, ada baiknya pihak sekolah bekerja sama dengan orangtua murid yang tergabung dalam wadah Persatuan Orangtua Murid untuk lebih serius mengangkat masalah ini untuk didiskusikan dan dipikirkan bersama bagaimana langkah-langkah yang harus diambil.
Marilah para orangtua jangan terlena dan menganggap remeh masalah ini. Kita harus bertanggungjawab terhadap masa depan anak-anak kita. Karena kalau tidak, bayangkanlah…...generasi seperti apa yang menghuni Negara ini di masa yang akan datang.
Tentunya tinggal beberapa hari lagi Ramadhan akan datang, banyak Televisi menyajikan tayangan sinetron berbau religi. tapi setelah dicermati isinya tidak beda jauh seperti Jahiliyah, tampak wanita muslim dicaci dimaki dan dianiaya... benarkah ini sinetron religi. mari jangan tidak mengambil sikap atas hal ini. tentunya kaum musliminlah yang lebih banyak dirugikan, lebih-lebih calon generasinya.
Wallahualam.

Kamis, 23 Juli 2009

KESEDERHANAAN

Yang kita butuhkan dalam hidup ini hanyalah sedikit dan selebihnya untuk pamer”, begitulah ungkapan dalam film Forrest Gump. Ungkapan ini begitu sederhana tapi begitu sarat makna. Banyak sekali orang mengejar materi, melebihi yang dia butuhkan, tanpa menyadari bahwa sebenarnya yang dia butuhkan dalam hidup ini adalah kebersahajaan dan kebahagiaan. Hidup sederhana bukan berarti hidup miskin dan serba kekurangan, apalagi hidup dalam kemelaratan dan kesengsaraan.

Sederhana adalah hidup yang tidak berlebihan, proporsional dan memiliki prioritas mana yang harus didahulukan. Prilaku boros dan melakuakan sesuatu yang tidak ada gunanya merupakan tindakan yang bertentangan dengan nurani. Setelah menyadari akan manfaat kesederhanaan di dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan bertanya tentang bagaimana hendaknya kita memupuk sifat kesederhanaan dan menjalani hidup secara sederhana??

Menjadi sederhana tidaklah mudah. Di tengah era modernisasi ini, pola hidup yang cenderung hedonis seakan sudah menjadi budaya dan seringkali manusia tergoda untuk tenggelam dalam keagungan materi. Perlu kesadaran diri dan kemauan yang kuat untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari. Karena hidup sederhana seringkali dipandang sebelah mata.

Setidaknya ada dua hal penting dalam mengaplikasikan sifat kesederhanaan dalam hidup :
Pertama, mengontrol hawa nafsu yang selalu berkecambuk dalam diri kita. Dalam ajaran Islam, kita selalu diingatkan agar kita mengontrol hawa nafsu untuk tidak berprilaku berlebihan dalam melakukan apapun. Ini adalah karena hawa nafsulah yang selalu menjeruskan manusia ke kancah kebinasaan, seperti yang digambarkan dalam Surah Al-Mukminun :71. Bahkan berlebihan dalam ibadah pun dilarang, karena setiap bagian kehidupan memiliki porsinya masing-masing. Rasulullah pernah melarang sahabatnya untuk berpuasa seumur hidup, atau shalat sunat sepanjang malam. Beliau berpesan bahwa keluarga kita dan tubuh kita juga memiliki hak yang harus dipenuhi. Maksudnya kalau kita berpuasa sepanjang tahun dan shalat sepanjang malam, keluarga kita akan terbengkalai dan tubuh kita akan lelah.

Kedua, membedakan keinginan dan kebutuhan hidup merupakan hal yang penting dalam proses menjalani hidup sederhana.

Kita semua sadar bahwa mencapai kemapanan materi memang sulit dan perlu. Tapi yang lebih sulit dan perlu lagi adalah mengendalikan kemapanan menjadi kesederhanaan. Karena nafsu memang tidak akan pernah berhenti menggoda manusia untuk melawan nurani.
Bagaimana dengan kita dan perencanaan peresmian musholla???

Selasa, 14 Juli 2009

Kekuatan Air Mata

Ia hadir hampir dalam setiap denyut nadi gerakan. Penampilannya sederhana. Sikapnya santun. Mudah tersenyum. Suka menyapa, perhatian, dan ringan tangan.
Saya baru mengenalnya ketika mengikuti sebuah acara seminar. Ia tampil sebagai pemateri. Air mukanya yang jernih dan tenang telah mampu menarik perhatian setiap pendengar. Untaian kata-katanya yang lembut, jelas dan tepat semakin menjadi daya tarik tersendiri bagi semua orang. Kata-katanya penuh ilmu dan hikmah. Bahkan candanya sekalipun tak kosong dari ilmu dan hikmah. Sehingga kesempatan bisa duduk dan ngobrol dengannya menjadi kesenangan tersendiri bagi saya.
Kendati demikian ia tidak pernah kehilangan kesempatan shalat berjamaah di mesjid, takbir pertama bersama imam. Walau sibuk, ia tak lupa menyempatkan diri bermesraan dengan mushâf saku yang selalu ia bawa. Ia selalu tampak kuat, bersemangat dan bisa menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik. Kebaikan yang ada pada dirinya mendorong saya untuk ingin lebih dekat mengenalnya. Saya ingin mengetahui apa yang menjadi rahasia kekuatan semangat, ketenangan dan kejernihan hati dan pikirannya.
Menurut salah seorang teman yang tinggal serumah dengannya, bahwa ia sering kedapatan menangis. Ya, ia sering ditemukan terisak menangis. Ketika ditanya kenapa ia menangis, ia berkata, "Saudaraku, kita hidup di dunia hanya sebentar, kematian datang kapan saja, setiap amal kita akan dihisab dan saya tidak tahu apakah kelak di akhirat saya akan tergolong menjadi ahli sorga ataukah neraka."
Suatu kali ketika shalat subuh berjamaah, saya berdiri di sampingnya. Dan saat itu imam membaca ayat, "Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang. Maka dia akan berteriak, "celakalah aku". Dan dia akan masuk kedalam api yang menyala-nyala(neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira dikalangan kaumya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya." (Al-Insyiqâq: 10-15 ). Saya mendengar ia menangis sejadi-jadinya, saya seakan-akan mendengarkan air mendidih dari rongga dadanya.
Seusai shalat, saya melihat tangisan itu masih membekas di wajahnya. Hatinya begitu lembut, begitu mudah tersentuh dengan Al-Qur`ân.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh pendahulu kita, para Al-Salafus Sâlih. Menurut suatu riwayat, jika mengerjakan shalat subuh, Umar Ra. sering membaca surat Al-Kahfi, Thaha dan surat-surat lain yang sama panjangnya dengan surat itu. Pada saat itulah Umar Ra. sering menangis sehingga tangisannya terdengar ke barisan belakang. Pada suatu ketika dalam shalat subuh , Umar Ra. membaca surat Yusuf, ketika sampai pada ayat, "Sesungguhnya hanya pada Allah saya mengadukan kesusahan dan kesedihanku. " ( Yusuf : 86 )
Umar Ra. menangis terisak-isak sehingga suaranya tidak lagi terdengar ke belakang. Terkadang dalam shalat tahajudnya Umar Ra. membaca ayat-ayat Al-Qur`ân sambil menangis sehingga ia terjatuh dan sakit. Inilah perasaan takut pada Allah seorang yang apabila disebut namanya saja, akan menggetarkan dan membuat takut hati raja-raja besar.
Rasulullah Saw. bersabda, "Akar dari kebijaksanaan adalah takut kepada Allah."
Suatu hari Rasulullah Saw. melewati seorang sahabat yang sedang membaca Al-Qur`ân, ketika sahabat tadi sampai pada ayat, "Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah seperti kulit yang merah." (Ar-Rahman: 37), maka bulu pembaca tadi berdiri tegak dan dia menangis terisak-isak dan berkata, "Aduh, apakah yang akan terjadi pada diriku apabila langit terbelah pada hari kiamat? Sungguh malang nasibku." Nabi berkata padanya, "Tangisanmu membuat para malaikat ikut menangis bersamamu."Abdullah bin Rawahah salah seorang sahabat Rasulullah Saw., pada suatu hari menangis dengan sedihnya, melihat keadaan itu istrinya pun turut menangis bersamanya. Dia bertanya pada istrinya, "Kenapa engkau menangis?" istrinya menjawab, "Apa yang menyebabkan engkau menangis, itulah yang menyebabkan saya menangis." Abdullah berkata, "Ketika saya ingat bahwa saya harus menyeberangi neraka melalui shirat, saya tidak tahu apakah saya akan selamat atau tidak."
Rasulullah Saw. bersabda : "Wajah yang dibasahi air mata karena takut pada Allah walaupun sedikit akan diselamatkan dari api neraka." Beliau juga bersabda, "Jika seseorang menangis karena takut pada Allah maka dia tidak akan masuk neraka, seperti tidak mungkinnya air susu masuk kembali ke putingnya."
Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Adakah diantara pengikut-pengikutmu yang akan masuk surga tanpa hisab?", "Ia" jawab Nabi. "Dia adalah orang yang banyak menangis karena menyesali dosa-dosa yang telah ia lakukan."
Dalam kesempatan lain Rasulullah Saw. bersabda, "Ada dua jenis tetesan yang sangat disukai oleh Allah, tetesan air mata karena takut pada-Nya dan tetesan darah karena perjuangan di jalan-Nya."
Sungguh masih banyak lagi riwayat yang menjelaskan penting dan bermanfaatnya menangis karena takut pada Allah Swt. sambil menyesali dosa-dosa dan mengingat kebesaran Allah. Dan kisah-kisah diatas adalah suatu teladan bagi kita. Ternyata air mata tidak selamanya menjadi simbol kelemahan, di dalamnya justru terdapat kekuatan, ada daya rubah yang luar biasa. Dengannya banyak pekerjaan besar bisa diselesaikan secara optimal. Terutama saat-saat bersama Al-Qur`ân, disaat sendiri mengingat dosa dan kesalahan.
Marilah kita melihat diri kita yang bergelimang dengan noda dan dosa, diri yang tidak pernah merasa takut dengan siksa Allah. Mata yang sangat jarang atau bahkan tidak pernah menangis karena takut pada Allah. Dan mari kita hitung, sampai detik ini, sudah berapa kali air mata kita menetes karena takut pada Allah? Karena mengingat dosa-dosa dan kesalahan kita dan karena mengingat siksa-Nya. Wallâhul musta`ân wa a`lam

Kamis, 09 Juli 2009

Tour de Bojonggede Jelita

Meneruskan informasi dari pak bayu aji, bagi warga GIK yang mempunyai hobi bersepeda ria dan berminat ikutserta.
UNDANGAN TOUR DE BOJONGGEDE JELITA

Tujuan: membangun jejaring dan komunikasi para bikers dikawasan bojonggede dan sekitarnya serta dalam rangka merayakan Ultah Bobico (tentunya berolahraga juga)

Pelaksanaan: 2 Agustus 2009

Trek/route : Kawasan Bojonggede dan sekitarnya melalui lintasan crosscountry (60 % off road dan 40 % on roads) kurang lebih panjang lintasan 25 km.

info lengkap di http://www.bobico-bobicobojonggedebikecommunity.blogspot.com

Kamis, 02 Juli 2009

Kesadaran

Assalaamu’alaikum wr. wb.
Pada kesempatan ini, saya coba menghadirkan sebuah artikel. maaf kalau kepanjangan isinya. insya Alloh hal ini bisa bermanfaat.

Selamat menikmati.

Punya Hati Tapi Tak Merasa

P
unya mata tapi tak dipakai untuk melihat. Punya telinga tapi tak mau mendengar. Punya lidah tapi tak berani bicara. Mata, telinga, lidah, dan semua organ tubuh kita memang penting, tapi tak sepenting ‘segumpal daging’ yang jika ia baik, maka semuanya baik, dan jika ia buruk, maka semuanya pun jadi buruk. Itulah hati.

Mata yang baik dipadu dengan hati yang buruk bisa menjadi mangsa pornografi. Telinga yang sehat dengan hati yang jahat adalah modal awal bagi tukang gosip. Lidah yang lancar berbicara namun hatinya keji, waduh entah kerusakan macam apa yang bisa ditimbulkannya!

Hati adalah penentu kualitas diri kita. Orang yang tekun mempelajari agama Islam tak mungkin tidak menyadari pentingnya hati. Begitu seriusnya para ulama mempelajari hati, sehingga muncul istilah ‘menjaga hati’, bahkan ‘penyakit-penyakit hati’ pun dirinci secara mendalam.

Sungguh mengherankan jika kini ada yang bicara tentang dakwah tapi mengabaikan hati. Tidak jauh dari ingatan bagaimana Aa Gym mengingatkan semua orang bahwa manusia takkan bisa menyentuh hati kalau bukan dengan hati juga. Namun Aa Gym yang selalu menggunakan kelembutan hatinya pun ditinggalkan oleh banyak orang hanya karena fitnah. Maka dakwah serapuh apakah yang hendak diciptakan oleh orang-orang yang mengabaikan hati?


Tidaklah mungkin menyeru hati tanpa menggunakan hati. Tidak logis berdakwah tanpa mengindahkan perasaan orang lain. Alih-alih membantu orang mendapatkan hidayah, yang sering terjadi justru menimbulkan fitnah terhadap dakwah. Punya hati tapi tak merasa. Inikah dakwah?

Agar Hati tak Berkarat
Senjata yang jarang digunakan akan lebih mudah berkarat. Analogi ‘senjata’ sangat tepat digunakan untuk hati, karena ‘segumpal daging’ inilah yang menentukan baik-buruknya segala amunisi persenjataan yang kita miliki. Semakin tak pernah digunakan, semakin berkarat hati manusia.

Kalau sedang menganalisa situasi sosial, kita dapat dengan mudah sampai pada kesimpulan bahwa manusia pada dasarnya memiliki fitrah yang sama, namun jalan hidupnya berbeda-beda. Keluarganya beda, lingkungannya beda, sekolahnya beda, teman-teman sepergaulannya beda, dan seterusnya, hingga terbentuklah karakter yang berbeda-beda pula.


Kalau kita duduk tenang, saat kepala dan hati sedang dingin, ketika hidup sedang dalam keadaan nyaman, mudah saja memahami hal semacam itu. Tapi nampaknya memang tidak mudah untuk terus berkepala dingin dan berpikiran panjang. Dalam kondisi normal sehari-harinya, kita malah lebih mudah menghakimi orang tanpa mau memahami masalahnya. Kalau berempati, itu sudah lebih bagus, namun sayang tak membantu sama sekali.

Asahlah ketajaman perasaan dengan berhenti mengabaikannya. Jika merasa iba melihat seorang pengemis yang renta, maka ketahuilah bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mendoakannya tidak sampai sepuluh detik. Mendoakan anak yang menangis di pinggir jalan tak perlu waktu lebih dari sepuluh detik juga. Demikian pula mendoakan pedagang kaki lima yang nampak lesu karena dagangannya tak laku, juga tak perlu waktu lebih dari sepuluh detik. Doakanlah dengan yang sederhana-sederhana saja. Umat ini telah salah jalur, dan tak ada yang tak butuh doa dari saudaranya. Maka berikanlah! Pasti Allah mengabulkan!

“Ya Allah, ringankanlah beban mereka.” (3 detik)
“Ya Allah, cukupkanlah kebutuhan mereka.” (4 detik)
“Ya Allah, bahagiakanlah hati mereka.” (3 detik)

Begitu banyak orang yang menunggu-nunggu agar seseorang menyentuh hatinya. Akan tetapi, berapa banyakkah orang yang cukup lembut, sehingga bisa merasakan kebutuhan-kebutuhan mereka?

Maukah menyelamatkan hati ?

wassalaamu’alaikum wr. wb.

Senin, 25 Mei 2009

asik tuk di komentari

gak tau banyak masalah apa gak mau tau masalah di GIK..hehehe

yuk, kita identifikasi masalahnya via komentar di blog ini..setupju????...

Pertama,
Pengembang masih menelentarkan penyelesaian jalan di GIK.

kedua,
silahkaan tulis...ayo komentar


-d6-

Jumat, 22 Mei 2009

Mang Ino

Mang Ino, demikian warga dan kawan-kawan tempat saya indekos beberapa tahun lalu biasa memanggil Soekirno, seorang laki-laki usia 57 tahun yang berprofesi sebagai tukang bangunan. Bukanlah usia yang muda untuk ukuran seorang tukang bangunan karena seringkali dibutuhkan kecekatan dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan membangun rumah ataupun bangunan. Satu waktu pernah saya lihat dia bekerja melakukan renovasi rumah tua yang notabene sudah tidak memungkinkan lagi dilakukan pekerjaan itu, mengingat struktur bangunan tersebut sudah rapuh dimakan usia dan tinggi rumah diatas ukuran rumah sekarang pada umumnya. Namun, pemilik rumah tua itu tetap ngotot untuk dilakukan renovasi dengan alasan rumah tersebut adalah rumah warisan dan sesuai wasiat orang tuanya agar tidak dirobohkan. Dengan sepenuh hati pekerjaan renovasi selesai dalam jangka tidak terlalu lama meski tingkat kesulitan diatas rata-rata dan seringkali untuk mendapatkan material pengganti cukup sulit di pasaran. Mang ino, tetaplah seorang tukang tua yang mau melakukan pekerjaan apapun dengan hati yang lapang tanpa mengeluh.
Cerita itu menuntun pikiran saya saat semalam untuk pertamakalinya masuk dan melihat Masjid Al Insaan yang telah selesai dibangun dalam waktu relatip cepat. Bagus dan rapi saya perhatikan pada tiap detil sisi pekerjaan yang telah diselesaikan dan sejenak saya amati kualitas bahan yang dipergunakan pembangunan masjid, tidaklah jauh berbeda dengan kualitas bahan bangunan yang digunakan dalam pembangunan perumahan Griya Insani Kukusan. Kesan yang saya peroleh, pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati dan besarnya tanggungjawab layaknya Mang Ino nyata-nyata membuahkan hasil yang memuaskan, bukan karena bagus–tidaknya kualitas bahan material dan pekerjaan itu tidaklah mendatangkan keuntungan materi yang melimpah.
Hmm, nafas saya tercekat melihat rumah-rumah dan lingkungan Griya Insani Kukusan (GIK) yang ada, sungguh bagai dua kutub yang berseberangan, GIK dibangun dengan tertatih-tatih, tinggal glanggang colong playu. Sesungguhnya pekerjaan ringan atau berat kala dilakukan dengan sepenuh hati dan diiringi tanggungjawab yang baik akan menghasilkan sesuatu yang elok, sedap dipandang mata, tentram dihati. Wallahualam …..

Selasa, 19 Mei 2009

mari bung bersihkan kembali

ass..bapak ibu nyuk kita kerjabakti tuk kebersihan mushola al insan sambil ngerumbukin rencana penataannya pada :

Hari : minggu, 24 mei 2009
Jam : 07.00

mari bapak ibu, partisipasinya sangat kami butuhkan dan diharapkan.
Was...
Fsw-gik

Selasa, 05 Mei 2009

sepi..........

Senin, 20 April 2009

SAMPAI KAPAN ?????

SEPERTINYA TAK HENTI-HENTINYA WARGA GIK MENGINGATKAN, MENGINGATKAN DAN TERUS MENGINGATKAN ……

SEPERTINYA TAK HENTI-HENTINYA PENGEMBANG GIK MENGINGKARI, MENGINGKARI DAN TERUS MENGINGKARI ….

ALHAMDULILLAH HANYA DENGAN BERDOA BERSAMA TAHUN LALU TERWUJUDLAH SEBUAH MUSHOLLA……

APA WARGA PERLU BERDOA BERSAMA LAGI UNTUK MENGHANCURKAN PENGEMBANG GIK ???

BENANG KUSUT TELAH PENGEMBANG CIPTAKAN, PADAHAL BENANG MERAHNYA SUDAH TERLIHAT SANGAT JELAS, KELIHATAN TINGGAL DITARIK SAJA PASTI SEMUA PERMASALAHAN TERURAI DAN SELESAI…

GIMANA MAU SELESAI ??? ANTAR DUA DIREKTUR GIK SAJA TIDAK PERNAH MAU AKUR, TIDAK ADA KEBESARAN HATI UNTUK MENYELESAIKAN, TIDAK PERNAH MAU KOMPROMI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH YANG BISA UNTUK DISELESAIKAN…

MALAH DENGAN AROGANSINYA MEREKA SALING LEMPAR MASALAH...

INGAT PAK DIREKTUR WARGA YANG MENJADI KORBAN !!!!

KATA-KATA APALAGI YANG COCOK UNTUK PENGEMBANG GIK???

Jumat, 17 April 2009

Ihsan

Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat di mata Allah swt. Rasulullah saw. pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia.
Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari akidah dan bagian terbesar dari keislamannya. Karena, Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu iman, Islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya yang shahih. Hadist ini menceritakan saat Raulullah saw. menjawab pertanyaan Malaikat Jibril —yang menyamar sebagai seorang manusia— mengenai Islam, iman, dan ihsan. Setelah Jibril pergi, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya, “Inilah Jibril yang datang mengajarkan kepada kalian urusan agama kalian.” Beliau menyebut ketiga hal di atas sebagai agama, dan bahkan Allah swt. memerintahkan untuk berbuat ihsan pada banyak tempat dalam Al-Qur`an.
“Dan berbuat baiklah kalian, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
“Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan….” (QS. An-Nahl: 90)
Pengertian Ihsan
Ihsan berasal dari kata hasana yuhsinu, yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah ihsanan, yang artinya kebaikan. Allah swt. berfirman dalam Al-Qur`an mengenai hal ini.
“Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…” (Al-Isra’: 7)
“Dan berbuat baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu….” (QS. Al-Qashash: 77)
Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa kebaikan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kebaikan kepada seluruh makhluk Allah swt.
Landasan Syar’i Ihsan
Pertama, Al-Qur`anul Karim
Dalam Al-Qur`an, terdapat 166 ayat yang berbicara tentang ihsan dan implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan agungnya perilaku dan sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa dalam Al-Qur`an. Berikut ini beberapa ayat yang menjadi landasan akan hal ini.
“Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
“Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan….” (QS An-Nahl: 90)
“… serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia….” (QS. Al-Baqarah: 83)
“Dan berbuat baiklah terhadap dua orang ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan para hamba sahayamu….” (QS. An-Nisaa`: 36)
Kedua, As-Sunnah
Rasulullah saw. pun sangat memberi perhatian terhadap masalah ihsan ini. Sebab, ia merupakan puncak harapan dan perjuangan seorang hamba. Bahkan, di antara hadist-hadist mengenai ihsan tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami agama ini. Rasulullah saw. menerangkan mengenai ihsan —ketika ia menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan dimana jawaban tersebut dibenarkan oleh Jibril, dengan mengatakan, “Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)
Di kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jika kamu membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik.” (HR. Muslim)
Wallahu a’lam bish-shawwab. []

Minggu, 05 April 2009

Nafsu Ingin Menjadi Pemimpin

“Kalian akan berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal kekuasaan itu adalah penyesalan di hari Kiamat, nikmat di awal dan pahit di ujung. (Riwayat Imam Bukhori).
Perbedaan zaman Salafus-sholeh yang paling kentara dengan zaman sekarang, salah satunya dalam ambisi kepemimpinan. Dulu, khususnya zaman sahabat, mereka saling bertolak-tolakan untuk menjadi pemimpin.
Abu Bakar Shiddiq diriwayatkan, sebelum diminta menjadi Khalifah menggantikan Rasulullah mengusulkan agar Umar yang menjadi Khalifah. Alasan beliau karena Umar adalah seorang yang kuat.
Tetapi Umar menolak, dengan mengatakan, kekuatanku akan berfungsi dengan keutamaan yang ada padamu. Lalu Umar membai’ah Abu Bakar dan diikuti oleh sahabat-sahabat lain dari Muhajirin dan Anshor.
Dari dialog ini dapat kita pahami bahwa generasi awal Islam, yang terbaik itu, memandang jabatan seperti momok yang menakutkan. Mereka berusaha untuk menghindarinya selama masih mungkin. Tapi di zaman ini, keadaannya sudah berubah jauh.
Orang saling berlomba untuk menjadi pemimpin. Jabatan sudah menjadi tujuan hidup orang banyak. Semua tokoh yang sedang bertarung mengatakan, jika diminta oleh rakyat, saya siap maju. Inilah basa basi mereka. Entah rakyat mana yang meminta dia maju jadi pemimpin. Sebuah kedustaan yang dipakai untuk menutupi ambisi menjadi pemimpin.
Keberatan para Sahabat dulu untuk menjadi pemimpin, dikarenakan mereka mengetahui konsekuensi dan resiko menjadi pemimpin. Mereka mendengar hadits-hadits Nabi Saw tentang tanggung jawab pemimpin di dunia dan di akhirat. "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya...".
Dalam hadits yang lain Nabi Muhammad Saw memprediksi hiruk pikuk di akhir zaman soal kekuasaan dan menjelaskan hakikat dari kekuasaan itu. Beliau bersabda seperti dilaporkan oleh Abu Hurairah :
“Kalian akan berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal kekuasaan itu adalah penyesalan di hari Kiamat, nikmat di awal dan pahit di ujung. (Riwayat Imam Bukhori).
Juga Rasulullah Saw memperingatkan mereka yang sedang berkuasa yang lari dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan rakyat dan tidak bekerja untuk kepentingan rakyatnya, dengan sabda beliau : “Siapa yang diberikan Allah kekuasaan mengurus urusan kaum Muslimin, kemudian ia tidak melayani mereka dan keperluan mereka, maka Allah tidak akan memenuhi kebutuhannya.” (Riwayat Abu Daud).
Dan dalam riwayat at-Tirmizi disebutkan : “Tidak ada seorang pemimpin yang menutup pintunya dari orang-orang yang memerlukannya dan orang fakir miskin, melainkan Allah juga akan menutup pintu langit dari kebutuhannya dan kemiskinannya.”
Hadits-hadits yang ada lebih banyak menggambarkan pahitnya menjadi pemimpin ketimbang manisnya. Sedang mereka adalah generasi yang lebih mengutamakan kesenangan ukhrowi daripada kenikmatan duniawi. Itulah yang dapat ditangkap dari keberatan mereka.
Sementara orang yang hidup di zaman ini berfikir terbalik. Yang mereka kejar adalah kesenangan duniawi yang didapat melalui jabatan dan kekuasaan. Mereka lupa dengan pertanggung jawaban di hari Kiamat itu. Mereka tidak segan-segan bermanuver dan merekayasa untuk mendapatkan jabatan dan kekuasaan itu.
Kadangkala cara yang dipakai sudah hampir sama dengan cara kaum kuffar atau kaum sekuler, menghancurkan nilai-nilai akhlak Islam yang sangat fundamental; mencari dan mengumpulkan kelemahan lawan politik dan pada waktunya aib-aib itu dibeberkan untuk mengganjal jalan kompetitornya.
Ada pula yang mengumpulkan dana dengan cara-cara yang tak pantas dan tak bermoral. Mendukung calon kepala daerah dalam pilkada dari partai mana saja, asal dengan imbalan materi dengan menyerahkan uang yang besar. Terserah orang itu menang atau kalah nanti, tak begitu penting, yang penting uangnya sudah didapat.
Para pemburu kekuasaan itu beralasan, jika kepemimpinan itu tidak direbut, maka ia akan dipegang oleh orang-orang Fasik dan tangan tak Amanah, yang akan menyebarkan kemungkaran dan maksiat. Tapi jika ia dipegang oleh orang soleh dan beriman, akan dapat mewujudkan kemaslahatan bagi masyarakat luas. Alasan ini memang indah kedengaran.
Namun kenyataannya, semua yang berebut jabatan mengklaim bahwa ia lebih baik dari yang sedang memimpin. Dan tidak ada yang dapat memberi jaminan bahwa jika ia memimpin, keadaan akan menjadi lebih baik.
Bahkan rata-rata orang pandai berteriak sebelum menjadi pemimpin, tetapi setelah masuk ke dalam sistem, mereka tak bisa berbuat banyak. Akhirnya mengikuti gaya orang sekuler. Yang mencoba bertahan dengan idealisme, mendapat serangan dan kecaman dari berbagai pihak, lalu akhirnya menyerah kepada keadaan.
Berapa banyak mantan aktifis mahasiswa yang sebelumnya kritis dan berdemo menentang rezim masa lalu, tetapi sesudah masuk ke dalam sistem, tidak bisa merubah apa-apa, bahkan menggunakan cara-cara yang dipakai oleh rezim sebelumnya, memanfaatkan jabatan untuk menimbun uang dan kekayaan.
Kemudian merekapun menyiapkan alasan-alasan pembelaan; antara lain, merubah sesuatu tak bisa sekejap mata, tetapi harus bertahap, menilai sesuatu tak boleh hitam-putih, apa yang ada sekarang sudah lebih baik dari masa sebelumnya.
Keadaan seperti ini semakin memperkuat keyakinan sebagian orang, bahwa memperbaiki sistem tidak harus masuk terjun ke dalam sistem itu. Bahkan tak mungkin melakukan perubahan selama kita ada di dalam. Sebuah logika terbalik dari slogan yang digembar gemborkan pihak lain, yang kalau mau merubah sistem, harus terjun ke dalam sistem itu. Ternyata kebanyakan yang pernah terjun ke dalam sistem, tidak mampu merubah kerusakan yang ada. Bukan sekedar tak mampu membersihkan, justru ikut terkena kotoran.
Memang ada sebagian yang masuk ke dalam sistem dengan cara yang sah, lalu berjuang di dalamnya dengan penuh resiko, mencoba melakukan perubahan dan bertahan dengan prinsip-prinsip yang dipegangnya. Mereka ini biasanya kalau tak tersingkir, dimusuhi atau makan hati.
Gerakan Islam sebenarnya lebih besar dari sekadar Partai Politik yang dibatasi oleh aturan-aturan formal, aturan main, dan bahkan ideologi kebangsaan. Gerakan Islam berjuang untuk jangka waktu yang tak terbatas, hingga Islam itu tegak berdiri dengan kokoh. Lingkup kerjanya juga tidak hanya menyangkut soal-soal politik.
Ketika gerakan Islam menjadi partai politik, sebenarnya ia sedang dipasung dan dihadapkan pada agenda kacangan yang didiktekan kepadanya yang bukan menjadi agenda utamanya. Bahkan kesibukannya mengurusi soal-soal politik hanyalah pembelokan dari target utama dan juga pemborosan energi yang tak setimpal dengan hasil yang dicapainya. Ibarat membayar dengan harga emas untuk membeli besi.
Betapa sayangnya seorang yang sudah tiga puluh tahun malang melintang dalam gerakan Islam, ujung-ujungnya hanya menjadi tukang lobi kesana-kemari untuk memperjuangkan kursi alias kekuasaan. Sungguh menyedihkan. Yang diperjuangkan oleh gerakan Islam adalah sebuah agenda besar yang mendunia (Ustaziyyatul ‘Alam), bukan agenda lokal dan sektor sempit dan terbatas.
Lalu di sini mungkin pertanyaan akan muncul, apakah urusan lokal yang berujung pada kemaslahtan ummat Islam itu diabaikan? Jawabannya jelas tidak. Akan tetapi biarlah masalah-masalah lokal dan sektoral itu diurusi oleh anak-anak ummat yang mempunyai kualitas lokal.
Adapun gerakan Islam yang sudah mendunia haruslah bekerja sesuai dengan kapasitasnya. Tak pantas pemuda-pemuda gerakan diminta mengurus pilkada, pemilu, menempel-nempel poster, apalagi bertarung dengan orang-orang yang tak sekapasitas dengannya.
Gerakan Islam sekali lagi harusnya mengurusi hal-hal yang lebih besar, lebih strategis, yakni pembinaan ummat, membangun generasi intelek dan beriman, mengarahkan pemikiran ummat kepada cara berpikir yang Islami setelah mengalami degradasi. Anak-anak gerakan yang tak naik kelas bolehlah dipersilahkan terjun ke dunia politik praktis. Karena sampai di situlah mungkin batas kemampuannya.
Ada hikmahnya kenapa Allah swt tidak mengizinkan gerakan Islam di negeri induknya berkecimpung dalam politik praktis secara besar-besaran. Karena hal itu akan membuat mereka lalai dari perjuangan utama. Target utamanya bukan untuk mendapat kursi Perdana Menteri, atau bahkan Presiden sekalipun, tetapi untuk menjadi qiyadah fikriyah bagi pergerakan Islam sedunia.
Andaikan peluang lokal itu terbuka, niscaya mereka akan sibuk dengan masalah-masalah parsial di lapangan sementara tugas mereka jauh lebih kompleks dari membenahi sebuah negara yang masyarakatnya sudah rusak secara ideologis, moral dan perasaan.
Tugas Gerakan Islam lebih besar dari membersihkan korupsi, ketimpangan ekonomi, ketidak merataan pembangunan. Tugas mereka adalah mengembalikan penyembahan kepada Allah setelah mengalami degradasi dengan menuhankan manusia dan Tuhan-tuhan lainnya. (Ikhrojun Naas min Ibadatil Ibad ilaa Ibadatil Robbil Ibaad).

Selasa, 31 Maret 2009

Situ Gintung, ‘Tsunami’ Di Tengah Kota

TANGERANG (Arrahmah.com) - Tanggul bendungan Situ Gintung, Tangerang, jebol tengah malam kemarin (27/3) dan hingga pagi ini (28/3) pukul 05.00 WIB, korban meninggal dilaporkan sudah berjumlah 99 orang.
Seorang pejabat mengatakan Situ Gintung yang berada di balik bendungan itu terlalu penuh air akibat hujan lebat."Bendungan ini sudah tua, dalamnya 16 meter," ujar Ratu Atut Chosiyah, Gubernur propinsi Banten pada Jumat (27/3) di hadapan sejumlah wartawan."Semalam, karena hujan deras, bendungan ini tidak bisa menahan air yang besar sehingga jebol," tambahnya.Insiden ini terjadi sekitar jam 02.00 Kamis (27/03) dini hari di lokasi yang terkenal sebagai tempat berwisata itu. Luapan air berkekuatan besar yang dipenuhi dengan sampah menerjang perumahan, menghanyutkan mobil dan menumbangkan pohon-pohon dan tiang telepon."Warga masih tidur dan tidak bisa berbuat apapun," ujar pejabat setempat, Danang Susanto.Meskipun bantuan telah mulai berdatangan, namun hingga saat ini, warga sekitar Gintung masih diliputi trauma, apalagi ketika awan gelap yang menyelimuti langit Ciputat dan sekitarnya mulai meneteskan air gerimis, ratusan warga yang tadinya menyaksikan proses evakuasi tiba-tiba lari kocar-kacir menuju jalan raya.Sementara itu, tim evakuasi yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat dan Polri masih terus melakukan usaha pencarian korban yang belum ditemukan. Warga yang selamat namun mengalami cedera dirawat di beberapa pos medis, antara lain di STIE Ahmad Dahlan, Fakultas Hukum dan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), posko UIN di Jalan Dahli, dan beberapa tenda-tenda darurat di sekitar tempat terjadinya musibah.

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar." [QS ar-Rum 30:41]
Mari kita ikut serta dalam mengurangi beban mereka, dengan menyisihkan sebagian harta kita.

Jumat, 27 Maret 2009

Depok Rawan Petir, Waspadalah GIK

sumber: harian kompas edisi 24/3/2009
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Senin (23/3), menyebutkan, Depok, sebagian Jakarta Selatan, hingga Serang, Banten, merupakan kawasan yang paling sering didera petir. Intensitas terjadinya petir di kawasan itu termasuk paling tinggi sedunia.
Berdasarkan analisis data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagian kawasan Bogor hingga perbatasan dengan Jakarta Selatan merupakan dataran rendah luas dengan tutupan lahan atau hutan yang amat kurang. Menurut mereka, penguapan terjadi sangat cepat dan radiasi matahari amat tinggi dari pagi hingga siang.
Hal itu memicu terbentuknya awan dari kumulus menjadi Cumulonimbus dengan ketebalan 1,5 meter hingga 7 meter. Jika saja hutan di kawasan itu masih terjaga, sebenarnya bisa berfungsi menyerap dan menstabilkan penguapan maupun radiasi. ”Pembentukan awan jenis ini selalu disertai petir. Dampak ikutan lainnya adalah hujan es, hujan amat lebat, dan angin kencang, yang sering disebut puting beliung,” kata Kepala Subbidang Informasi Meteorologi Publik BMKG Kukuh Ribudiyanto, Senin kemarin.
Akibat sambaran petir, Minggu lalu, sedikitnya dua orang dilaporkan tewas dan dua lainnya terluka. Kedua korban tewas adalah masing-masing satu orang di Serang, Banten, dan Depok, Jawa Barat. Berkaca kepada kejadian tersebut, warga Jabodetabek diharapkan selalu berhati-hati. Jika terlihat mendung tebal dan terdengar bunyi gemuruh di langit, sebaiknya warga menghindari tempat terbuka (apalagi main tenis meja) dan jangan berdiri di dekat pohon atau tiang listrik. Warga juga diminta mematikan peralatan elektronik dan tidak memegang benda-benda dari besi.

Rabu, 25 Maret 2009

Hati-Hati dam Berkata

Kampanye pemilu sebagai ajang promosi telah berjalan. Puluhan ribu calon anggota legislatif menebar janji-janji manis dan harapan kepada calon pemilihnya. Tujuannya agar dirinya dipilih saat masa pemilihan tiba.
Janji yang ditebarkan, antara lain, pendidikan gratis, sembako murah, kesehatan gratis, penyediaan ribuan lapangan kerja, memberantas korupsi, penegakan hukum seadil-adilnya dan sebagainya.
Seakan butuh janji-janji itu, rakyat pun memilih mereka. Namun, ketika caleg bersangkutan duduk manis dikursi dewan, acapkali janji itu terlupakan. Sang anggota dewan itupun seakan tak pernah mengucapkan janji itu disaat kampanye. Kini janji tinggal janji.
Inilah yang ditentang dalam Islam. ” wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak pernah kamu kerjakan. Amat besar kebencian ( dosa besar ) disisi Alloh bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. (QS. Ashshaff (61: 2-3).
Ayat ini menunjukan, Alloh SWT sangat membenci mereka yang hanya pandai berkata-kata, mengatakan kebaikan dan menebarkan janji-janji manis, namun tak pernah mengerjakan.
Orang yang hanya pandai berkata-kata tapi tak mampu mengerjakan, disetarakan dengan perbuatan dosa besar ( karena dibenci Alloh SWT). Maka hal itu sama dengan orang munafik. Yakni orang yang sering menebar janji, tapi tak pernah ditepati.
Dalam Al Qur an, Alloh SWT menyebutkan, orang-orang munafik itu pendusta. Dan, Alloh SWT mengancam mereka dengan neraka. Bahkan, Alloh SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memeranginya.
” Hai Nabi berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah Jahannam. Dan, itu adalah tempat kembali yang paling buruk”. ( QS Attaubah (9:73).
Rasululloh SAW bersabda : ” Sesungguhnya kebohongan adalah salah satu diantara beberapa pintu kemunafikan”.
Menurut Rasululloh SAW, ciri-ciri orang munafik itu ada tiga : jika berkata dusta; jika berjanji ingkhar; dan jika diberi amanah khianat.
Khalifah Abubakar Ash-Shiddiq ra, ketika diangkat menjadi khalifah (pengganti Rasululloh SAW), tidak menebar janji. Tapi, mengajak umat untuk bersama-sama melakukan kebaikan.
” Wahai umat Islam, kalian semua mengetahui bahwa saya bukanlah orang yang terbaik diantara kalian. Karena itu, bila apa yang saya kerjakan benar dan baik, ikutilah dan jika yang saya lakukan salah, tegurlah.”
Pertanyaan : Bagaimana dengan kita ?....
Wa allohu A’lam.

Minggu, 22 Maret 2009

HANYA SATU JAM

Tadi sore hujan begitu derasnya disertai angin dan petir. Dan terbuktilah pada saluran draenase perumahan GIK dari blok A, B, C, hingga D dipenuhi luapan air. Kita akui bahwa level elevasi perumahan kita memang dibawah jalan kecuali blok D yang hampir rata dengan jalan utama. Namun kalau perencanaan dari pengembang matang pasti tidak akan terjadi luapan air yang membuat sebagian rumah di blok A kemasukan air.

Memang lahan perumahan GIK merupakan daerah tangkapan air, nah disinilah pihak pengembang tidak merencanakan secara matang dan tidak bisa merekayasa landscape yang ada. Andai saja pada saat pekerjaaan persiapan pematangan lahan level elevasi pengurugan dan pemadatan dilakukan dengan perhitungan yang sangat matang, sudah sangat pasti tidak terjadi luapan air. Coba kita lihat andaikan level elevasi di blok B10, dan C9 dinaikan menjadi 1 meter tidak akan terjadi hal seperti ini. Memang itu banyak mengeluarkan biaya, namun sisi pelayanan terhadap konsumen dan kordinasi lingkungan sekitar itu yang diutamakan, dan pasti ada solusi yang terbaik!!!

Coba kita lihat blok D..kenapa masih bisa kemasukan air???bagaimana dengan pembuatan tanggulnya…efektifkah???ini hal yang sangat sepele tapi membawa permasalahan yang sangat besar!!!

Coba kita perhatikan, derasnya air dari kandang sapi memang bisa dibendung oleh tanggul yang ada, namun air yang datang dari arah barat terbentur oleh derasnya air dari kandang sapi sehingga tumpahlah ke jalan dan masuklah air kembali ke blok D. Seharusnya luasan tanggul tidak seperti saat ini dan harus kordinasi kembali dengan lingkungan warga sekitar apabila luasan tanggul ditambah. Dalam perencanaan draenase saluran blok D juga tidak jelas sehingga buangan airnya pun tidak jelas, seharusnya mempunyai buangan sendiri, tapi kenyataannya air tetap dibuang melalui saluran blok B. dan blok B10 lah yang paling merana dilalui dan dihujani dari bebagai arah buangan air saluran. Karena terlalu banyak debit air yang masuk dan debit air yang datang dari arah barat sisi utara, meluaplah air sampai carpot A16 ,dan ada juga septictank yang menyembur keluar (A14) dan bagian dapur yang terendam (A15) akibat masuknya air saluran ke septicktank dan saluran buangan dapur..weleh-weleh…

FSW-GIK menghimbau agar dalam pengaspalan jalan diperhatikan untuk jalan utama lingkungan luar GIK sisi selatan kemiringan jalan harus condong ke saluran air, (dibuat semaximal mungkin agar nanti apabila hujan, air tidak masuk ke perumahan GIK tapi ke saluran lingkungan sisi selatan..

Perlu penambahan luasan tanggul atau lebar saluran lingkungan (dianilisis dan sistesis dahulu), kordinasikan dengan warga dul…

Dalam pengaspalan nanti Ketebalan aspal serta material yang ada harus sesuai perhitungan, sehingga kalau terjadi hujan tidak capat rusak dan mengelupas.

Hanya satu jam hujan turun namun luapan air sudah memasuki sebagian rumah-rumah di GIK. Padahal dulu sewaktu saya menanyakan ini kepada pengawas dan antek-antek pengembang GIK dengan gampangnya mereka menjawab….kalau 10 tahun baru pak bicara banjir di perumahan ini……lha ini baru jalan 1 tahun lebih dan hujan 1 jam????piye toh le le le,,,, sepertinya tidak perlu menunggu 10 tahun kaleeee boz zzzzz…zzz..zzzz…zz.zzzzzzzzzz…zz.zzz.zz.zzzzzz tidur kaleeee jawabnya……

Senin, 16 Maret 2009

rekap uey....

REKAPITULASI IURAN BULANAN
WARGA GRIYA INSANI KUKUSAN
PERIODE BULAN FEBRUARI DAN MARET 2009

Pemasukan
1. Iuran Bulanan s/d tanggal 15 Maret 2009 : Rp. 5.725.000

Pengeluaran :
1. Pembayaran gaji petugas kebersihan bulan Februari 2009 Rp. 400,000.

2. pembayaran ke TPA bulan Februari 2009 Rp. 200,000.
Jumlah Rp. 600,000.

SALDO SAMPAI SAAT INI TANGGAL 15 MARET 2009 SEBESAR ……….. Rp. 5,125,000.00


Sabtu, 14 Maret 2009

KUDA

Seekor anjing tampak menatapi tingkah seekor kuda yang berlari-lari tak jauh dari hadapannya. Sang kuda begitu ceria. Sesekali, kuda menggoyangkan kepalanya seperti sedang berdendang riang. Anjing pun mengubah wajah cemberutnya dengan bersuara ke arah kuda.
“Kamu begitu bahagia, kuda?” tanya sang anjing menampakkan wajah penasaran. Padahal, di masa kering seperti ini, sebagian besar penghuni padang rumput terjebak kehidupan yang begitu sulit.
“Ya, aku bahagia!” ucap kuda sambil terus berlari kecil seraya tetap mengungkapkan keceriaannya.
“Kamu tidak merasa susah di masa kering seperti ini?” tanya anjing dengan wajah masih muram.
“Tidak!” jawab kuda singkat. Gerakan larinya makin melambat. Dan, sang kuda pun menghentikan langkahnya di depan sang anjing.
“Apa kamu sudah kaya, temanku?” tanya si anjing serius. Yang ditanya tidak memberikan reaksi istimewa. Kuda cuma menjawab pelan, “Tidak!”
“Mungkin kamu sudah punya rumah baru seperti kura-kura, keong, atau yang lainnya?” tanya anjing tetap menunjukkan rasa penasaran. Kuda hanya menggeleng.
“Mungkin kamu sudah bisa menghasilkan mutiara seperti para kerang di laut?” tanya sang anjing lagi. Lagi-lagi, kuda menggeleng. “Lalu? Kenapa kamu begitu bahagia?” sergah anjing lebih serius.
“Entahlah,” jawab kuda sambil tetap menunjukkan wajah cerianya. “Aku bahagia bukan karena punya apa-apa. Aku bahagia karena bisa memberi apa yang kupunya: tenaga, kecerdasan, bahkan keceriaan,” jelas kuda begitu panjang.
“Itukah yang membuatmu bahagia dibanding aku?” tanya anjing mulai menemukan jawaban menarik.
“Aku merasa bahagia dan kaya karena selalu berpikir apa yang bisa kuberikan. Dan bukan, apa yang bisa kudapatkan,” tambah si kuda yang mulai beranjak untuk kembali berlari. **
Manis pahit kehidupan kadang bergantung pada bagaimana kita memandang. Dari situlah sikap diri akan menemukan cermin. Kalau hidup dipandang dengan wajah muram, maka cermin akan memantulkan sikap susah, suram, dan tidak mengenakkan.
Cobalah letakkan mata hati kita di tempat yang nyaman untuk memandang hidup ini secara positif. Maka, kita akan menemukan energi baru tentang bagaimana mengarungi hidup.
Dari situlah, sikap yang muncul persis seperti diungkapkan sang kuda, “Aku merasa bahagia karena selalu berpikir apa yang bisa kuberikan. Bukan, apa yang bisa kudapatkan.”

Rabu, 11 Maret 2009

secarik surat pernyataan

Assalammualaikum wr.wb.

Sehubungan dengan janji dari kami pihak Menejemen Griya Insani Kukusan, tentang alokasi dana untuk pembangunan Musholla Griya Insani Kukusan. Dengan ini, kami selaku menejemen Perumahan Griya Insani Kukusan, menyatakan akan memberikan dana untuk pembangunan Musholla Griya Insani Kukusan sebesar Rp. 50.000.000.

Adapun penyerahan alokasi dana tersebut akan kami berikan secara bertahap, yaitu pada tanggal 10 Februari 2009 sebesar Rp. 25.000.000 dan tanggal 10 Maret 2009 sebesar Rp. 25.000.000

Demikian surat pernyataan ini kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.

Wassalammualaikum wr. wb.

Depok, 20 Nopember 2008

1. GRIYA INSANI KUKUSAN
PIMPINAN & DIREKTUR TEKNIK

YON HARYONO

2. ANDY AZIZI AMIN
DIREKTUR KEUANGAN

Jumat, 06 Maret 2009

UNDANGAN SEMINAR


Assalamu'alaikum Wr Wb

Dengan ini mengundang kepada para pengunjung Blog ini, Seminar perjuangan dengan Tema


" Agresi militer Israel ke Palestine, siapa yang bertanggung jawab? "


Diadakan pada ;


Hari : Ahad, 8 Maret 2009

Jam : 08.00 - 12.00 ( Sholat Dhuhur jamaah)

Tempat : Basement Masjid Bilal Kampus ISTN,

Srengseng sawah Jakarta selatan

Pembicara : Fitra Ratory ( Wartawan TV One, peliput Perang Gaza )

Ust. Muqoddam


Demikian hal ini disampaikan, informasi ini sebagai undangan. "Gratis"

Event ini atas kerjasama Yayasan Pemuda Bangkit dan Masjid Bilal ISTN.


Wassalamualaikum Wr Wb


an. Ketua Pelaksana




Kamis, 05 Maret 2009

responsif

Assalamualakikum Wr. Wb.
Berikut Responsif kami terhadap apa yang dipublikasikan oleh Humas GIK adalah sebagai berikut :

1.Menurut kajian teknis karakteristik paving blok memang lebih ramah lingkungan namun perlu dicatat bahwa bahan struktur untuk paving blok harus yang kuat dan tidak asal-asalan (bagi kami beli rumah di GIK itu mahal, tapi bahan, upah kerja dll di GIK murahan, jadilah rumah kami seperti ini asal-asalan dalam membuatnya, jadi jangan terulang kembali hal seperti itu). Pada saat pemadatan harus benar-benar padat dan rata, begitu juga dengan sirtunya. Pada saat pemasangan paving blok diharapkan benar-benar rata dan rapi begitu juga saat pengisian abu batu pada nat-nat paving blok. Kami bukan menggurui tapi kami yakin sang maestro direktur teknik GIK pun sangat paham dengan asbunnya tapi perlu digarisbawahi PENGAWASAN DARI PENGEMBANG BUNG itu yang penting!!!

2.Menurut hemat kami cobalah di ukur kembali kemiringan jalan, dan kupas serta buang bekas-bekas adukan yang menempel di jalan. Coba tengok di area depan blok A20 sampai A18 terlihat kemiringan di antara A20 dan A18 tidak stabil (terlihat menggelembung jalannya). Bahkan rumah A18 terlihat jalan lebih tinggi dari lantai rumah, maaf secara pribadi pada saat gelar lantai kerja saya pernah menyampaikan bahwa lantai rumah harus lebih tinggi dari jalan minimal 30 cm, namun karena sang insinyur dan mandornya sangat pintar dan keblingar jadi terbalik jalan yang lebih tinggi dari lantai rumah.. ketika saya kembali menyampaikannya sang insinyur dan mandornya dengan entengnya menjawab bahwa pada saat pengaspalan lagi nanti aspal ini akan dikupas dan ditimbang kembali kemiringannya……gimana??? Untuk awas mengawasi itu merupakan kewajiban pihak pengembang bukan warga!!!kalaupun warga yang turun beri kami gambar teknis, bestek sehingga pelaksana yang bekerja tidak melenceng dari gambar rencana. Jangan lupa pada saat pengaspalan jalan beri bantalan (polisi tidur).

3.Iuran bulanan bagi seluruh penghuni perumahan GIK merupakan kewajiban dari hasil kesepakatan bersama diantara warga, pada saat ini petugas kebersihan saja yang kami kelola, keberadaan security bagi kami hanyalah mengamankan asset-asset pengembang dan merekapun bertanggungjawab terhadap pengembang bukan kepada warga, kamipun tidak berhak untuk mengatur dan mengelola keberadaan security karena masih dibawah naungan pengembang. walaupun nantinyapun security itu akan dikelola oleh warga, seyogyanya pengembang mempunyai catatan tertulis kepada kami tentang serah terima security yang ada.

4.Sebelumnya sangat diharapakan Media ini merupakan sarana interaksi, dan diharapkan dapat menjembatani diantara kedua belah pihak, FSW-GIK, Pengembang, bahkan hal pribadi warga kepada pengembang. Kami sangat menghargai keberadaan humas GIK yang sudah menjembataninya meskipun sudah sangat-sangat terlambat, namun berbuat lebih baik lebih penting dari pada tidak sama sekali untuk meresponnya. Semoga Pihak pengembang merespon dan bisa menjalin hubungan yang lebih baik kepada warga dan tidak hanya sebatas omong doang (omdo), asbun (asal bunyi), dan tidak punya komitment untuk secepatnya menyelesaikan pekerjaan ini. Terima kasih…….
Wassalammualaikum wr. wb……….

Senin, 02 Maret 2009

Warta Griya Post: Informasi Mutakhir dari Management GIK

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Apa kabar Bapak ibu semua warga Griya Insani Kukusan.Informasi terbaru dari kami menejemen GIK.Alhamdulilah pengerjaan tanggul di depan gerbang blok D sudah selesai pengerjaannya. Tanggul ini berfungsi untuk menahan derasnya air dari saluran warga luar perumahan yang pada saat hujan membawa kotoran dan sampah masuk ke dalam blok D. Merespon keadaan yang terjadi tentang keamanan dan tugas security, mulai selasa pagi kami akan memberlakukan aturan kerja/ tugas yang jelas bagi security perumahan GIK. Aturan kerja ini akan kami pasang di dalam pos security dan setiap minggunya kerja security akan di evaluasi. Alhamdulilah pengerjaan pengaspalan jalan hari ini sudah di mulai dengan action pembersihan badan jalan yang akan di aspal. idealnya lama pengerjaan kurang lebih 2 s/d 3 minggu. ini berdasarkan tahap-tahap yang harus di lalui sebelum pengaspalan, yaitu pembersihan,pemberian lapisan dasar,perataan pemadatan, dan terakhir pengaspalan. Untuk itu kami mohon maaf kepada para warga GIK apabila dalam pengerjaan persiapan pengaspalan ini mengganggu kenyamanan dan aktivitas warga Griya Insani Kukusan. Demikian informasi terbaru yang dapat saya sampaikan untuk saat ini semoga dapat memberikan penjelasan dan manfaat bagi warga GIK. Amin



Wassalam

-Yurito-Humas GIK

Kamis, 26 Februari 2009

dilema security dan pengaspalan jalan

Seperti kita ketahui, bahwa beberapa waktu yang lalu ada tangan-tangan yang tidak bertangung jawab mencoba untuk merusak beberapa tanda penunjuk arah GIK dan sekarang sudah mulai berani merambah untuk mengambil barang milik penghuni GIK…
Mengapa hal ini terjadi? Sederhana saja jawabnya, karena pengembang kurang peduli dengan keadaan pengamanan, baik asset mereka yang belum diserahterimakan ke warga maupun pengamanan lingkungan dalam perumahan GIK.

Seharusnya pengembang memberikan suatu job descripsion security mengenai pengamanan asset mereka baik yang diluar maupun yang didalam kompleks perumahan. Dalam hal ini, kita tidak selayaknya menyalahkan security yang bertugas karena merekapun tidak tahu apa yang harusnya dijaga dan diamankan oleh mereka terhadap warga. Terlepas dari job descripsion security yang diberikan, pengembangpun wajib memberikan suatu fasilitas peralatan dan perlengkapan standar yang harus mereka punya.
Coba kita tengok keseharian mereka dalam bertugas, tidak maksimalkan!. Bahkan sebenarnya sudah kita berikan arahan dalam masalah keamanan baik dalam dan luar lingkungan namun apa jadinya merekapun tidak melaksanakan hal tersebut, karena mereka beranggapan bahwa mereka bertugas atas perintah dan bertanggung jawab terhadap pengembang bukan kepada warga.

Untuk penataan jalan blok D, secara karakteristik memang conblok sangat ramah terhadap lingkungan, kita mengakui bahwa pengembang dalam urusan teknis menteknisi sudah ahlinya dalam merancang dan menata jalan lingkungan. Sudah terujikan???lihat saja hasilnya???
Karena mereka sudah sangat ahli dalam membuatnya, alangkah baiknya kalau mereka perlu kita awasi dalam pelaksanaanya, agar hasilnya bisa lebih teruji dan layak untuk warga perumahan GIK..ada suatu pertanyaan yang mengelitik agar kita bertanya pada rumput yang bergoyang karena pengembangpun tak tahu lagi kapan waktu pelaksanaan perbaikan jalan tersebut terlaksana….masih kurang persiapankah atau masih menunggu musih hujankah….atau menunggu dana yang terpendam..????

Selasa, 24 Februari 2009

WARTA GRIYA POST


Assalamualaikum Wr, Wb


Dengan terjadinya peristiwa pencurian dilingkungan Griya Insani, kami sangat perihatin dengan kejadian tersebut.


Adapun mengenai keamanan yang telah ada setidaknya warga belum bisa berharap banyak, hal ini bisa diambil hikmahnya tentunya Warga Griya Insani agar lebih waspada dalam hal pengamanan lokal.

Bagaimana diusulkan untuk lingkungan Blok A, B dan C untuk sementara menggunakan 1 pintu saja. akses ini yang dapat termonitor lebih maksimum.


Sedangkan Blok D yang terpisah dari Blok yang lain setiap waktunya pintu gerbang selalu dalam keadaan tertutup, tidak ada akses tamu yang tak dikenal atau orang yang tidak punya keperluan mudah masuk kedalam lingkungan tsb.


Adapun Informasi yang didapat wilayah khusus kukusan ada jadwal tertentu tangan panjang beroparasi yakni :


hari Senin mulai pagi sampai malam

hari Kamis mulai siang sampai jum'at malam.


mungkin hal ini bisa diwaspadai dan dapat mengamankan kepemilikannya.
Trimakasih


Wasalamualaikum Wr Wb.

Jumat, 20 Februari 2009

MARKAS DA'WAH

Assalamu'alaikum warah matullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, begitu lama kita mendambakan kehadiran sebuah Musholla ditempat tinggal kita. akhirnya tercapai juga cita-cita kita dilingkungan Perum. Griya Insani .
Saat ini pengerjaanya telah mencapai 35%, berjalan kurang lebih 2 minggu. tentunya jika nanti terselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama, Insya Alloh beberapa bulan kedepan bisa kita gunakan sebagai " Markas Da'wah" yang bisa melahirkan dan mencetak generasi yang Islami, militansi dalam aqidah dan keimanan.Semoga saja dianak-anak kita ada didalamnya.
Mari kita persiapkan dan susun agenda, sebagai keseriusan Griya Insani untuk memakmurkannya.
Mungkin saja dengan hadirnya Musholla, bisa mengobati rasa kurang puas kita terhadap pengembang.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kamis, 19 Februari 2009

Informasi Terbaru dari Pengembang

Memenuhi permintaan Ketua FSW-GIK agar dapat mempublikasikan surat dari Humas GIK berkaitan dengan penundaan pengaspalan dikomplek GIK tercinta, berikut surat cinta tersebut:
Assalamu'alaikum.
Kepada yang kami hormati warga perumahan GIK. Media ini merupakan sarana yang efektif untuk menjembatani komunikasi antara warga GIK dan Developer GIK. Informasi terbaru yg dapat saya sampaikan antara lain :
  1. Jadwal pengaspalan Blok D yang sedianya tgl 20 februari diundur jadi tanggal 2 maret karena kurangnya persiapan teknis.
  2. Untuk warga di Blok A, B dan C, rencana pengaspalan menunggu musim hujan usai sekitar akhir bulan Maret.

Demikian informasi terkini yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat,

Wassalam

Yurito-Humas GIK

Jumat, 13 Februari 2009

Berantas Nyamuk Demam Berdarah


Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh


Seperti yang tertulis dibanyak media masa tentang epidemi DBD, khususnya Wilayah Jakarta Selatan Paling tinggi korbannya Nyamuk demam berdarah. walaupun kita bukan dijakarta selatan, yach.. nempel dikit tetanggaan, perlu juga antisipasi penularannya.


Dengan Ini kami mengajak Para warga Perum.Griya Insani dan lingkungan untuk Membersihkan lingkungan/Kerja Bakti pada :


Hari : Ahad, 15 Februari 2009

Jam : 07.00 sd selesai ( agar tidak kepanasan )

Lokasi : Lingkungan Perumahan

Demikian pemberitahuan ini, agar Bapak & Ibu diharapkan peran sertanya untuk dapat ambil bagian dalam jihad ini.

Trimakasih

Wassalam


atas nama

Karungga Perum.GIK


( Bp. Kamil )