Senin, 13 Oktober 2008

Kalau Bukan Kita Yang Peduli, Siapa Lagi.......

Tanpa terasa kita telah menjadi penghuni kompleks Perumahan Griya Insani Kukusan (GIK) dan sudah kurang lebih 1 (satu) tahun komplek GIK berdiri . Tentunya GIK yang kita tempati ingin menjadi tempat idaman bagi semua warga penghuni. Harapannya GIK bisa menjadikan tempat tinggal yang kondusif, aman, tentram, nyaman, dan tentunya lingkungan yang ada mampu memberikan energi positif bagi keluarga penghuninya sehingga mampu mendorong terciptanya keluarga sakinah ma waddah dan terbentuk masyarakat madani.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa selama proses dan hasil pembangunan GIK menimbulkan berbagai kekurangan dan secara nyata berdampak kepada aktifitas keseharian warga penghuni. Tidak usahlah kita sebutkan satu persatu kekurangan tersebut, hingga akan menambah kekecewaan yang ada. Justru dengan kekurangan yang ada dapat memberikan semangat, motivasi dan numbuhkan kekompakan bagi warga penghuni.

Belum dibangunnya mushola/masjid oleh pengembang, munculnya genangan air jika hujan turun akibat tidak terencana dan pembangunan drainase yang kurang baik, lambannya pengerjaan infrastruktur jalan dalam kompleks dan lain-lain, hendaknya membuat kita sadar dan secara gotong-royong dengan dilandasi sikap kekeluargaan dapat mengatasi masalah tersebut. Bagi kita orang Indonesia kebiasaaan menunggu komando atau saling menunggu perintah untuk memulai pekerjaan sepatutnya dapat kita enyahkan dalam diri. Bukankah penghuni GIK tidak banyak? Bukankah seharusnya memudahkan kita untuk berkoordinasi dalam mengatur, membina kepedulian lingkungan.

Hakikat mushola/masjid, sebagaimana kita ketahui selain sebagai tempat beribadah (hablun minallah) juga sebagai sarana menjalin beragam kegiatan warga penghuni (hablum minannas). Misalnya, sebagai tempat pengajian, TPA, majlis dzikir, kajian tafsir/tahsin Al Quran, kegiatan selama Ramadhan/Idul Fitri dan kegiatan penunjang lainnya yaitu adanya perpustakaan masjid, koperasi masjid dan lain sebagainya. Keberadaan mushola/masjid bagi kehidupan keluarga kita (anak-anak, istri, suami) amat sangat berpengaruh dalam membina akhlaq, mental islami dalam menghadapi kesiapan diri yang akan datang baik didunia maupun diakhirat kelak. Kebutuhan ruhani keluarga kita selain dari diri sendiri juga bersumber dari aktif-tidaknya kegiatan mushola/masjid tersebut.
Drainase/saluran pembuangan air juga jangan luput dari perhatian kita, memasuki musim penghujan saat ini seyogyanya harus selalu bersih dari segala sampah yang menghalangi jalannya air sehingga tidak menimbulkan banjir dan mungkin dapat menjadi sarang nyamuk. Gerakan pembersihan drainase melalui kerja bakti yang rutin dilaksanakan mutlak diperlukan dan wajib segera dilakukan. Peristiwa langka seandainya terjadi banjir mengingat secara umum kontur bumi di depok termasuk dataran agak tinggi meski GIK berada di wilayah cekungan.

Tidakkah kita ingat akan firman Allah SWT, ”Bahwa Allah SWT tidak akan merubah kondisi suatu kaum selain usaha dari kaum itu sendiri”.

Kesadaran untuk lebih peduli kepada lingkungan sendiri, tempat kita hidup, membina keluarga sendiri, patut segera kita upayakan dengan baik. Kodrat manusia adalah makluk sosial, butuh pertolongan orang lain, perlu bantuan tetangga. Mampukah manusia hidup sendiri tanpa berinteraksi sesama manusia? Yuk, kita mulai sadar dan peduli kepada lingkungan GIK. Kalau bukan kita, siapa lagi.......


Salam,
-Delta 6-

17 komentar:

ketua FSW-GIK mengatakan...

memang perlu di tanamakan dalam diri kita sendiri "kalau bukan kita siapa lagi yang mengelola dan melanjutkan penataan kompleks GIK selain warga GIK sendiri"
mau ga mau kompleks GIK ini harus menjadi kompleks yang mandiri, yang bisa mengatur dan mengelola semua komponen yang ada di perumahan GIK dan tentunya harus menjalin hubungan baik dengan lingkungan sekitar.

terlepas dari pengembang yang mbalelo kita harus mempunyai komitmen dalam mengelola perumahan GIK ini sehingga perumahan ini menjadi benar-benar perumahan yang mandiri, serta mewujudkan masyarakat yang madani dilingkungan Perumahan GIK ini. trims...

Anonim mengatakan...

Kalau pengembang cepat-cepat merespon setiap masalah pekerjaan di GIK yang dirasa penunjang, sepertinya masalah tidak seperti ini. tapi belum jadi bubur masalahnya.

Asmara21 mengatakan...

Keadaan memang terkadang tak sesuai dengan apa yang diinginkan, maksud hati mengeluarkan uang 170 jutaan kukira akan meringankan sebagian beban kehidupan dan bukan mendatangkan beban baru. Ternyata memang berbeda dengan apa yang diharapkan, apalagi kalau kita sudah berhubungan dengan oknum-oknum yang kurang bertanggungjawab. Namun ya sudahlah, tinggal kita menatap masa yang akan datang, akan dibawa kemanakah lingkungan kita? Atau masih adakah kemauan untuk memperjuangkan hak-hak kita? Yang jelas, apapun yang terjadi nanti, warga GIK adalah warga yang cinta damai, penuh kerukunan. Tapi kalau ada yang ngajak perang... dengan rendah hati saya katakan "SIKAT".....

ketua FSW-GIK mengatakan...

SETUJU!!!!KITA SIKAT!!!lagi nyari tombak papua kan.....hehehehe...kalo tombak dah kumpul tinggal nunggu komando

Pujo Priyambodo mengatakan...

Hari ini telah saya korek tentang keadaan dicinere sana lewat or. dalam ( bukan P'Asto), ternyata pengembang juga sedang bermasalah dengan konsumen disana. perkembangan progres tidak jauh berbeda dengan di GIK, sulit keuangan. sayapun cerita tentang kemauan kita dari meminta kejelasan, tanggapan samapi saya bilang masalah ini akan dibawa kejalur hukum. di kaget.... jika kita sampai seperti itu tindakannya. tentunya saya tetap sebagai konsumen tetap meminta penyelesaian masalah yang berlangsung di GIK.

Anonim mengatakan...

wah, ternyata gitu a...hmm,..musti koordinasi sama konsumen CIR neeh.

Asli, nyesel banget2 seunmur idup. enaknya di over kredit aja apa ya...

bos asmara 21, aku pesen koteka satu, senjataku cukup koteka coba dipakai dan acung2kan saja dulu..sapa tau sadar


Delta 6

Pujo Priyambodo mengatakan...

Kepala boleh panas tapi hati tetep adem, mari sikapi masalah yang terjadi di GIK dengan mengutamakan target penyelesaian masalah. karena kita mengenali masalahnya..
Ok ?....

Anonim mengatakan...

Wah siapa nih orang dalem-nya?

*lirik kanan lirik kiri*

ketua FSW-GIK mengatakan...

mari kita susun strategi untuk menyelesaikan masalah tanpa masalah sehingga cepat terselesaikan (strategi combat atau strategi diplomasi), saya serahkan semua pada warga GIK....ok deh...

Anonim mengatakan...

asal bukan pegadaian aja
:)

Asmara21 mengatakan...

Bung Delta, insya allah saya bawain koteka ... beserta isinya??...
Tapi benar juga kata bung hakim, kepala tetap dingin.. kita coba undang sekali lagi pak andi utk menemui warga. Jika memang sdh tidak peduli lagi kita pun bisa tidak peduli... {usaha masih tetap saya jalankan}

Pujo Priyambodo mengatakan...

Sebaiknya memang kita menyikapi masalah yang ada seperti tanggapan Bp.Asmara 21. jangan terbawa suasana. jadinya ga selesai kita juga yang pusing. biar pusingnya dioper ke pengembang saja. Bagaimana kabarnya Bp Asmara 21 di papua.... dijakarta lagi minta Reverendum lagi. nambah katanya!...

Asmara21 mengatakan...

Papua padat merayap tapi tetap aman terkendali... wekekeke... Mau nambah apalagi?? asal bisa dijadikan proyek sih lanjut aja.... hahahahah...
Memang sih jika kita mengerjakan sesuatu, seperti filsafat makan buah, kita tunggu matang di dalam dulu, pasti yang diluar juga ikutan matang... asal jangan sampai kelamaan bisa busuk tuh buahnya....
Dan yang sedang hangat topiknya kayaknya ini, trus yang duluan komentarnya jadi sepi... {Tea walk} masih mood? kapan?

Anonim mengatakan...

iya tuh tea walk kapan yak? pak ketua bisa jadwalin kalee.. itung2 tea walk sarana refres dan ngobrol progres pembangunan GIK.

alamak, om asmara kalo bawain koteka jangan sama isinya ya ..kalo isinya punyanya orang papua sana bisa bikin geger blok d neh..hehehehe


Delta 6

ketua FSW-GIK mengatakan...

gimana kalau malem minggu besok tanggal 25 oktober...setiap malem saya selalu menunggu untuk di ajak ngobrol...akhir-akhir ini kompleks sepi neh...apakah warga sudah semakin pusing dengan ulah pengembang sehingga males untuk berinteraksi lagi??? atau sudah sangat lelah dengan aktivitas kerja sehari-hari???ayo dong buktikan tekad GIK!!!!

Asmara21 mengatakan...

Hahaha... pak ketu kasian banget sih kesepian.... memang pak dengan kondisi jalanan saat ini,beban hidup bertambah, kebutuhan meningkat,kerjaan numpuk, ditambah permasalahan gk selesai2,bikin kepala pada mumet dan stress... Tapi saya mendukung untuk meramaikan komplek kita harus berbuat sesuatu yang bermanfaat...kasian kan pak ketu nglamun sendirian...

Unknown mengatakan...

Assalamu'alaikum,

Saya adalah saya, "Asto" nama saya, Walau tidak intens mengikuti perkembangan GrIK, tapi masih banyak yang "report" ke saya ttg hal baru atau hanya sebatas "say hello" saja.
Saya berharap silaturahim ini tidak putus. Salam Damai.

Best Regards,


AztO
0817 000 6181

Wassalamu'alaikum,