Rabu, 29 Oktober 2008

28 Oktober, Hari Sumpah Pemuda

Sewaktu kecil, tentunya ingatan kita akan tanggal 28 Oktober 1928 adalah hari lahirnya Sumpah Pemuda. Saat itu bersama-sama pemuda dari Jong Java, Jong Islamten Bond, Jong Sumatera, Jong Celebes, Jong Ambon, Pemuda Betawi dan lain sebagainya bersepakat untuk mengadakan kongres dan dihari menjelang malam mengikrarkan diri, berjanji dan bersumpah bahwa:

Kami poetra dan poetri Indonesia mangakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia menjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Dan peristiwa 80 tahun silam teks tersebut diyakini oleh generasi penerus bangsa sebagai dasar peletakan dan simbol persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia. Dari sumpah tersebut pemuda-pemudi Indonesia menyatukan tekad kuat dalam satu ikatan untuk melawan penindasan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan penjajah. Sejak itulah kesadaran bangsa Indonesia mulai tumbuh dan berkembang bahwa perjuangan dengan diiringi pengorbanan harus dilakukan dalam satu tujuan demi tercapainya kebebasan untuk menentukan nasib bangsa sendiri. Tahun 1950-an oleh pemerintah, secara resmi sumpah pemuda itu ditetapkan menjadi peristiwa nasional untuk diperingati.

Sumpah lain yang bisa kita temui antara lain adalah sumpah jabatan. Sumpah itu harus diucapkan oleh seseorang dihadapan tokoh agama dengan kitab suci agama yang diyakini sebagai landasan sumpahnya. Spirit dari sumpah jabatan tersebut adalah keharusan untuk menjalankan pekerjaan sebaik-baiknya selama menjabat. Sumpah itu tentunya suatu komitmen dan tanggung jawab yang harus dipenuhi baik terhadap pimpinan maupun Tuhan.

28 Oktober 2008 malam, bertepatan hari sumpah pemuda dan malam itu juga ada pertemuan antara warga GIK dengan manajemen GIK (Andi Amin, Yon Haryono) untuk membicarakan kelanjutan kewajiban-kewajiban manajemen GIK yang belum terselesaikan dalam pengembangan GIK dan hasilnya hanya pemaparan normatif saja tanpa ada solusi yang jelas. Haruskah warga GIK mengenang Hari Sumpah (Pemuda) atau melakukan Sumpah (Serapah) kepada manajemen GIK.....

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Mohon maaf saya tidak bisa hadir karena ada anggota keluarga yg sakit.

Pujo Priyambodo mengatakan...

Ta' Sumpahin mudah-mudahan P'Dir.Keuangan membuka hati agar lebih lapang rezekinya dan dananya bisa dishodaqohkan untuk pembangunan musholla di GIK.
Aminn....