Rabu, 11 Februari 2009

Jangan Cuma Bilang Siap Doang


Siap menerima pujian, tapi tidak siap menghadapi penghinaan/kritikan. Siap dengan penerimaan, tapi tidak siap dengan penolakan. Siap dengan kesenangan, tapi tidak siap dengan kemuraman.
Betapa banyak orang yang selalu mengharap kebaikan, memimpikan kebahagiaan, membayangkan keindahan, tapi tidak siap dengan kebalikan dari hal-hal tersebut.
Tiap segala sesuatu yang ada di dunia ini selalu berpasangan, ada senang, tentu ada sedih; ada senyum, ada juga air mata; ada suka, berpasangan dengan duka; di samping manis, ada pahitnya rasa; selain cerah, juga ada mendung di langit sana.
Jangan terlalu tinggi menaruh harapan, karena bisa sakit kalau terjatuh, jangan terlalu jauh bermain dengan bayangan keindahan, kalau akan letih kalau tidak kesampaian.
Bersikap realistis, jangan terlalu tinggi dalam menilai diri. Tetap optimis dan semangat!
Ada beberapa hal yang terlihat indah bagi diri kita, padahal ia ngga seindah yang kita duga; dan (mungkin) ada banyak hal yang kita anggap sedih/menderita, padahal ia hanyalah berupa kebaikan-kebaikan yang hikmahnya belum terjangkau akal-pikiran kita.
Tawakal itu (menurut saya) artinya menyelaraskan antara keyakinan dengan amal perbuatan. Sedang syukur itu (menurut saya) adalah bergembira menerima segala hasil usaha.
Berharaplah untuk yang terbaik, namun bersiaplah untuk yang terburuk!

7 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamu 'alaikum Boss
Pagi yang mencerahkan nih...
bagus, ok
untuk bahan perenungan pagi
Wassalam

ketua FSW-GIK mengatakan...

ada sesuatu yg sangat aneh,apabila seorang direktur teknik pengembang GIK (yon haryono)menilai bahwa ungkapan kritikan warga dianggap kasar...saya pun berbalik bertanya,lebih kasar mana perlakuan sms warga dengan perlakuan pengembang GIK terhadap warga..sungguh hal yg sangat mirip dengan prodak orde baru..apabila dikritik bukan memperbaiki diri malah membawa2 permasalahan pribadi..Kalau memang sudah tidak mampu dan sudah mundur dr management pengembang,buat surat resmi k warga GIK,Jadi ga usah repot repot dengan tanggung jawab moril yg d lakukan toh tidak membawa perubahan malah menambah permasalahan..

Pujo Priyambodo mengatakan...

" Siap pak" akan saya laksanakan...ng...ng.. tadi siap apanya yach ?....ach tau lah, nanti juga negor lagi kalo butuh..." Bagaiman?...

faisal amien mengatakan...

saya ada sedikit pikiran yg mungkin bisa mempush developer, bagaimana kalau buat surat pembaca di detik.com atau kompas/republika/media indonesia? kira2 warga GIK setuju ndak..

Anonim mengatakan...

Harus tu nulis di surat pembaca.

kan yang kita tulis fakta, bukan bualan semata. biar calon konsumen lain tidak tertipu, itung2 mengingatkan sodara kita juga.

Apa kita masih kurang sabar?

walallhualam

Asmara21 mengatakan...

ya..ya..ya.. kita semua merasakan pahitnya .. tp kayaknya memang sudah perlu tuh dipublikasikan lebih jauh.. buat pembelajaran bagi kita semua...

Anonim mengatakan...

ane kirain direktur teknik pengembang GIK seorang intelektual muda yg berwawasan religius yg bisa berintrofeksi diri dan mampu menahan diri,ternyata tak ubahnya seperti anak TK yg berwawasan asal bunyi (asbun)..bahkan sudah jadi direktur pun tak ubahnya intelek yg tidak bisa berfikir dewasa dalam bersikap..(kamil a18,pake hp neh susah loadingnya)