Kamis, 04 Desember 2008

Kajian : Andai Ismail Tak Diganti Domba

Domba menggantikan Ismail sesaat sebelum Ibrahim menyembelih putranya itu, setelah melalui berbagai ujian dan godaan dari setan yang terus menerus menghasut melalui berbagai sudut. Tak berhasil menghasut ibrahim, ia mendekati Ismail yang masih kecil dan dianggap bisa dipengaruhi, namun ternyata Ismail tak kalah tegar dengan Ayahnya. Setan sang penggoda juga mendekati Siti Khajar untuk tak mengizinkan Ibrahim menyembelih putra kesayangan mereka "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang yang berbuat baik". Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar ". Surat Ash Shaffaat ayat 103-107Ibadah kurban harus didasari sikap berserah diri dan kemurnian cinta kepada Allah SWT seperti dilukiskan dalam ayat di atas. Mendapat perintah hanya melalui mimpi, seorang hamba Allah yang sangat taat bernama Ibrahim alaihi salam mengajak serta putranya Ismail untuk menjalankan perintah tersebut. Ayah dan anak itu bersabar dalam membenarkan mimpi itu hingga Allah benar-benar yakin akan kesungguhan cinta kedua hamba-Nya itu. Sebagai balasannya, Allah pun menebus Ismail dengan seekor sembelihan yang besar. Domba menggantikan Ismail sesaat sebelum Ibrahim menyembelih putranya itu, setelah melalui berbagai ujian dan godaan dari setan yang terus menerus menghasut melalui berbagai sudut. Tak berhasil menghasut ibrahim, ia mendekati Ismail yang masih kecil dan dianggap bisa dipengaruhi, namun ternyata Ismail tak kalah tegar dengan Ayahnya. Setan sang penggoda juga mendekati Siti Khajar untuk tak mengizinkan Ibrahim menyembelih putra kesayangan mereka. Perlawanan keluarga Ibrahim terhadap setan dilakukan dengan cara melempari batu kearah setan, mereka mengusir makhluk terkutuk itu. Permusuhan ini menjadi abadi karena terus menerus dilakukan seluruh jamaah haji dalam salah satu rangkaian ibadah haji yakni melempar jumrah. Sebuah teladan yang membuka mata kita lebar-lebar bahwa setan tak pernah lelah menggoda manusia dan senantiasa berusaha menjauhkan kita dari Allah. Pelajaran berharga lainnya yang dicontohkan keluarga pecinta Allah itu adalah bermusuhan dengan setan itu harus dilakukan oleh seluruh anggota keluarga, tak memberi celah sedikit pun makhluk pembangkang Allah itu masuk dan mendapati kelemahan pada diri masing-masing anggota keluarga. Boleh jadi seorang kepala keluarga tegar menghadapi godaan untuk korupsi di kantor, tetapi setan bisa berhasil mendekati sang isteri agar merayu suaminya melakukan perbuatan dosa dan merugikan banyak orang itu. Namun jika semua anggota keluarga memiliki keimanan yang kuat dan takut kepada Allah ketika hendak melakukan perbuatan yang dilarang. Perintah menyembelih Ismail semakin menguatkan keyakinan Ibrahim bahwa kecintaan sejati hanya milik Allah. Sehingga ujian seberat itu ditimpakan kepadanya, dan atas dasar cinta itu pula Nabi Allah itu berhasil melewati ujian tersebut. Ismail yang sudah berserah diri atas apa yang akan dilakukan Ayahnya berdasarkan perintah dalam mimpi, Ibrahim yang juga berserah diri telah menunjukkan bukti cinta sesungguhnya. Maka Ismail pun diganti seekor domba, sudah cukup bagi Allah mendapatkan bukti bahwa kedua hamba terbaik itu tak lagi diragukan cintanya. Seandainya pada saat itu Allah tak menggantikan Ismail dengan seekor domba dan Ibrahim benar-benar menyembelih putranya itu, adakah manusia pada masa ini yang hendak meniru teladan itu untuk membuktikan cinta kepada Allah? Sungguh sebuah ujian yang maha berat untuk bisa dikerjakan oleh manusia-manusia yang hidup sesudah masa itu. Mungkin akan selalu ada pertumpahan darah di antara anak-anak manusia menentang perintah tersebut, siapa yang harus disembelih? Anak sulung atau yang lain? atau tak satu pun Ayah yang tega memotong leher anaknya sendiri. Siapa Ayah yang tega melihat anaknya meregang nyawa dengan tenggorokan terputus? Tentu saja Allah tak membiarkan peristiwa tersebut terjadi. Niscaya tidak akan ada yang sanggup menjalankannya dan boleh jadi kebanyakan manusia di bumi ini akan mengingkari-Nya. Jangankan untuk menyembelih anak sendiri, bahkan saat ini untuk berkurban dengan hewan domba atau sapi pun masih sedikit yang melakukannya meski nyata-nyata ia memiliki kesanggupan. Ibrahim dan Ismail adalah orang terpilih untuk menjalankan perintah tersebut agar menjadi teladan yang baik kepada manusia-manusia sesudahnya. Maka siapapun yang meneladani Nabi Ibrahim hendaknya ia ikhlas dalam berkurban sebagai bukti cintanya kepada Allah melebihi apapun. Semakin ringan ia menjalankannya, semakin membuat Allah tersenyum seperti senyum saat Ibrahim dan Ismail membuktikan cintanya. Tidakkah ingin kita memeroleh senyum Allah itu?

Wallahu'alam.

4 komentar:

ketua FSW-GIK mengatakan...

andai mushola sudah terbangun....
andaikan...
umpamanya...
kalau saja....

faisal amien mengatakan...

Lho, kok kambing hitamnya cuma satu.

Embeekkkkkkkkkk......

Pujo Priyambodo mengatakan...

Yang ini kambing hitamnya yang handal, jadi yang dikejar cuma satu... he...he..

Asmara21 mengatakan...

Semoga Keikhlasan, Ketaatan, Kesetiaan, dan kesabaran Nabi Ibrahim A.S. menjadi tauladan bagi kita. Amin....